- Virus strain baru tidak mempengaruhi kemanjuran vaksin.
- Virus strain baru itu produk politik. Ilmuwan Inggris nggak ngomong apa-apa soal ini.
JERNIH — Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada bukti virus korona hasil mutasi, atau strain baru, yang ditemukan di Inggris lebih mematikan dan mudah menular.
“Risiko yang dihadapi orang-orang tertular virus itu hampir sama dengan risiko yang dihadapi penderita Covid-19,” kata Mike Ryan, direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO, kepada wartawan.
Ryan berbicara dengan mengungkap data yang diberikan ilmuwan Inggris. Ia juga menyangkal asumsi virus strain baru lebih agresif.
Data dari Pengawas Kesehatan Inggris menyebutkan penyebaran strain baru agak lebih mudah, tapi bukan sesuatu yang luar biasa.
“Strain baru ini juga tidak mempengaruhi kemanjuran vaksin dan terapi pengobatan yang dikembangkan melawan Covid-19,” kata Soumya Swaminathan, kepala ilmuwan WHO.
Sebelumnya, pakar virus Jerman Christian Drosten juga meredam kepanikan dengan mengatakan virus hasil mutasi 70 persen lebih menular adalah produk politik.
“Angka 70 persen lebih menular muncul begitu saja dari mulut PM Inggris Boris Johnson,” kata Drosten. “PM Boris Johnson bukan ilmuwan, tapi politisi.”
Drosten bertanya-tanya apakah ilmuwan Inggris memberi perkiraan. “Mungkin, ilmuwan Inggris juga bertanya-tanya apa yang akan dikatakan jika harus memberi angka,” katanya.
Ketika tidak ada angka yang harus disebutkan, dan virus korona hasil mutasi memasuki ranah politik, politisi menggunakan angka. Media mengutip begitu saja, dan terjadilah kepanikan.
Tiba-tiba, masih menurut Drosten, ada angka 70 pesen beredar di seluruh dunia. Padahal, tidak ada yang tahu arti angka itu.
Kepanikan terlanjur muncul dan meluas. Sejumlah negara menghentikan jalur penerbangan dari dan Inggris. Pelabuhan feri, yang melayani Prancis-Inggris, ditutup.
Arab Saudi, Turki, dan Hong Kong, melakukan hal serupa. Media meramaikan situasi dengan berita munculnya virus strain baru di sejumlah negara.