- Semua senjata berteknologi tinggi AS hanya berguna di Irak dan Afghanistan.
- Sejak era Uni Soviet, Moskwa fokus pada perang elektronik sebagai pertahanan utama.
JERNIH — Kemampuan perang elektronik Rusia membuat semua senjata Barat, yang dipandu dengan presisi tinggi, tidak berguna di medan tempur Ukraina, demikian laporan Wall Street Journal, Rabu 10 Juli.
Beberapa senjata, menurut Wall Street Journal (WSJ), terpaksa tidak lagi digunakan akibat sistem panduan yang kacau. Senjata-senjata itu ditinggalkan hanya beberapa pekan setelah tiba di Ukraina dan satu atau dua kali digunakan di medan perang.
Ketika AS mengumumkan pengiriman peluru artileri Excalibur yang dipandu GPS ke Ukraina tahun 2022, media pro-Kiev memperkirakan proyektil seharga 100 ribu dolar, atau Rp 1,6 miliar, sekali tembak itu akan membuat daya gempur artileri Ukraina jauh lebih akurat dan Rusia menderita.
Rusia memang menderita, tapi hanya beberapa pekan. Setelah itu, menurut komandan tempur Ukraina kepada WSJ, peralatan pengacau sinyal Rusia bekerja dengan baik. Peralatan Rusia itu memberikan koordinat palsu pada peluru, yang menyebabkan peluru jatuh di tempat yang salah dan tak berguna.
“Pertengahan 2023 amunisi M982 Excalibur, yang dikembangkan RTX dan BAE System, tidak lagi digunakan,” tulis WSJ, mengutip sejumlah komandan tempur Ukraina.
Peninggalan Uni Soviet
Sebelum ambruk dan lenyap dari muka Bumi, Uni Soviet berinvestasi dalam perang elektronik (EW) sepanjang 1980-an. Uni Soviet memandang teknologi jamming sebagai benteng paling penting melawan peluru kendali yang dikembangkan AS saat itu.
Peluru Excalibur dkembangkan AS selama 1990-an dan digunakan di Irak dan Afghanistan dan berhasil. Namun, menurut analis di Washington, Excalibur tidak efektif melawan Rusia.
“Rusia benar-benar hebat dalam mengganggu amunisi berpemandu,” kata wakil Menteri Pertahanan AS William La Plante kepada WSJ.
Ben Hodge, pensiunan jenderal yang meramalkan senjata Barat akan membantu Ukraina mendapatkan kembali Krimea, mengatakan; “Kita mungkin membuat beberapa asumsi yang buruk selama 20 tahun terakhir. Kita menggunakan senjata berpresisi terhadap orang yang tidak dapat berbuat apa-apa. Tiongkok dan Rusia memiliki kemampuan melawan senjata kita.”
Excalibur hanya satu dari sekian persenjataan AS tak berguna di Ukraina. Lainnya adalah bom diameter kecil yang diluncurkan dari darat (GLSDB), senjata yang baru dikembangkan, juga ditarik dari medan tempur.
GLSDB, dikembangkan Boeing dan Saab Swedia, adalah senjata baru dan belum digunakan AS dan sekutunya. Jadi, Ukraina adalah pengguna pertama senjata paling baru itu. Sekali lagi, senjata itu tidak berguna saat menghadapi senjata elektronik Rusia.
Rusia juga melumpuhkan rudal GMLRS. Terakhir, rudal dengan roket ganda HIMARS juga tidak bisa menjadi pembeda di medan tempur. Padahal, semua senjata yang dikirim AS ke Ukraina diramalkan akan menjadi pengubah medan perang dan Ukraina menang.
Satu hal yang dilupakan AS adalah Rusia pernah mengatakan sistem persenjataan Barat tidak akan dapat menghalangi Moskwa mencapai kemenangan. AS dan Barat sedang terlibat dalam proyek sia-sia di Ukraina.