Yamaha akhirnya melepas senjata barunya: motor YZR-M1 bermesin V4. Motor yang selama ini hanya jadi rumor, kini siap menapaki debut kompetitif di Misano akhir pekan ini bersama pebalap penguji Augusto Fernandez.
JERNIH – Yamaha akhirnya meluncurkan motor MotoGP bermesin V4 yang telah lama ditunggu-tunggu. Motor ini akan menjalani debut kompetitif di tangan pebalap penguji Augusto Fernandez pada Grand Prix San Marino akhir pekan ini.
Kehadiran motor ini menandai babak baru dalam sejarah panjang Yamaha di lintasan balap, sekaligus membuka lembaran penting menjelang musim 2026, tahun terakhir regulasi MotoGP saat ini.
Dari Empat Silinder Segaris ke V4
Meski tetap menyandang nama YZR-M1, motor anyar ini membawa perubahan radikal dengan meninggalkan konfigurasi empat silinder segaris yang telah menjadi ciri khas Yamaha sejak 2002. Selama dua dekade, mesin itu sukses mengantarkan legenda-legenda seperti Valentino Rossi, Jorge Lorenzo, hingga Fabio Quartararo meraih gelar juara.

Namun, di era modern 990cc yang dimulai 2012, Yamaha semakin tertinggal dalam hal tenaga puncak. Sementara Ducati dan KTM dengan mesin V4 mendominasi trek lurus, Yamaha hanya bisa mengandalkan keunggulan dalam kelincahan menikung dan karakter ramah pengendara. Sayangnya, keunggulan itu tak lagi cukup.
Keterpurukan pun datang. Quartararo gagal mempertahankan gelar pada 2022, lalu seluruh pebalap Yamaha kewalahan bersaing sepanjang musim 2023. Kondisi ini menjadi pemicu lahirnya proyek mesin V4, sebuah langkah drastis yang semula bahkan enggan diakui Yamaha di hadapan publik.
Tangan Dingin Eks Ferrari
Proyek ambisius ini tak lepas dari sentuhan Luca Marmorini, mantan kepala mesin Formula 1 Ferrari. Ia dipercaya menjadi konsultan untuk mengarahkan Yamaha menuju desain V4. Sepanjang 2025, motor ini diuji di berbagai trek menggunakan sasis pengganti sederhana, dengan Fernandez dan Andrea Dovizioso mengambil alih tugas pengujian dari Cal Crutchlow yang mengalami cedera panjang.
Awal pekan lalu, Quartararo, Alex Rins, dan Jack Miller juga sempat menjajal motor ini dalam uji coba tertutup di Barcelona, meski sesi itu terganggu hujan. Hasilnya masih misterius—Yamaha meminta pebalap bungkam. Namun, dari komentar samar Rins yang menyebut motor itu “terlihat hebat”, terselip sinyal positif.
Peluang dan Tantangan Regulasi
Yamaha beruntung masih menyandang status pabrikan Peringkat D dalam sistem konsesi MotoGP. Artinya, mereka bebas mengembangkan mesin tanpa terikat pembekuan spesifikasi yang berlaku hingga 2026. Situasi ini memberi napas tambahan untuk mempercepat evolusi V4.
Meski Yamaha belum sepenuhnya berkomitmen meninggalkan mesin segaris, arah masa depan terlihat jelas. Perubahan regulasi pada 2027—yang mewajibkan mesin 850cc dengan batasan aerodinamika lebih ketat—secara praktis akan mengakhiri era empat silinder segaris. V4 menjadi satu-satunya jalan yang realistis.
Para pebalap Yamaha, khususnya Quartararo, sudah lama frustrasi dengan keterbatasan M1 segaris. Ia kerap mengeluhkan lemahnya akselerasi keluar tikungan, kesulitan menyalip di lintasan lurus, serta hilangnya fleksibilitas saat harus bertarung dengan motor V4. Kini, dengan motor baru, ada harapan untuk mematahkan dominasi Ducati sekaligus membujuk Quartararo bertahan bersama Yamaha.
Ujian sesungguhnya dimulai di Misano akhir pekan ini. Jika Fernandez bisa tampil kompetitif, itu bukan hanya kejutan, melainkan sinyal kuat bahwa Yamaha siap bangkit. Seperti yang diutarakan Rins dengan nada bercampur canda dan serius, “Akan sangat gila—dalam arti sebenarnya—jika Fernandez mengalahkan para pebalap Yamaha bermesin segaris.”
Sebuah era baru telah dimulai. Dan dunia MotoGP menunggu, apakah Yamaha V4 akan menjadi senjata yang membawa mereka kembali ke puncak kejayaan. Demi menjaga jargon “Revs Your Heart” agar “Semakin di Depan”.(*)
BACA JUGA: Fabio “The Next” Quartararo