Polisi meyakini Anthony Warner meledakkan dirinya tanpa melibatkan orang lain. Hanya polisi belum tahu, apa motifnya bunuh diri dengan cara heboh itu
Oleh : Rick Rojas, Adam Goldman dan Jamie McGee
JERNIH—Pekerjaan Anthony Warner sebagai spesialis teknologi informasi memang bisa disebut pekerjaan soliter. Hari-harinya diisi dengan mampir ke berbagai kantor, memperbaiki komputer. Dia berusia 63 tahun, belum menikah. Tetangganya hampir tidak mengenalnya.
Dia mengirim email ke salah satu kliennya tiga pekan lalu untuk mengatakan dirinya akan pensiun. Dia mulai membagi-bagikan apa yang dimilikinya: memberi tahu mantan pacarnya bahwa dia menderita kanker dan memberinya mobil. Catatan menunjukkan bahwa Warner meninggalkan rumahnya pada hari sebelum Thanksgiving.
Tapi dia memastikan untuk menyimpan hingga akhir sebuah kendaraan rekreasi (RV, recreational vehicle), Thor Motor Coach “Chateau”, miliknya yang senantiasa tersimpan di halaman belakang rumahnya.
Dia memarkir kendaraan itu sekitar pukul 1:22 di pagi hari Natal di Second Avenue North di pusat kota Nashville, di jantung distrik honky-tonks, restoran, dan toko sepatu yang sering kali penuh sesak, tetapi sunyi pada jam-jam dini hari di waktu-waktu libur. Kendaraannya itu telah ia lengkapi dengan bahan peledak dan satu set speaker untuk ber-woro-woro dan memainkan lagu “Downtown” dari penyanyi Petula Clark, sebuah hit yang dirilis pada tahun 1964 untuk merayakan hiruk pikuk kehidupan kota dalam cahaya terang benderang.
Beberapa jam kemudian, petugas polisi mendengar pengumuman darinya, dan bergegas membuat sebanyak mungkin orang keluar dari apartemen dan hotel terdekat. Tepat sebelum fajar, RV itu meledak. Gelegarnya bergema sekaligus menghamburkan balok dan puing hingga beberapa blok jauhnya. Warner, yang ada di dalam RV miliknya itu diyakini sebagai satu-satunya orang yang tewas dalam ledakan.
“Kami sampai pada kesimpulan bahwa Anthony Warner adalah pembomnya,” kata Donald Q. Cochran, jaksa penuntut Distrik Tennessee Tengah, pada konferensi pers hari Minggu. Dia berada di sana saat bom meledak, dan dia tewas. Penyelidik mengatakan mereka percaya bahwa dia bertindak sendiri. Dia diidentifikasi melalui sisa-sisa jasadnya yang ditemukan berserakan di antara reruntuhan.
Ratusan agen FBI berbondong-bondong ke Nashville setelah ledakan itu, mengejar petunjuk yang mengalir masuk dari ratusan orang, untuk menemukan pelakunya. Sekarang setelah menemukannya, mereka masih mencoba untuk memahami siapa pelaku dan mengapa dia menyulut sebuah ledakan yang menghancurkan sebuah distrik, yang riang, di saat orang-orang berkumpul untuk melupakan masalah, dan mensyukuri apa yang telah mereka terima sebagai berkat dalam setahun lalu.
“Potongan informasi ini akan membantu kami memahami motif tersangka,”kata Douglas Korneski, agen khusus yang bertanggung jawab pada kantor lapangan FBI di Memphis, pada konferensi pers. “Tidak satu pun dari jawaban itu yang akan cukup bagi mereka yang terdampak peristiwa ini.”
Menurut Korneski, berdasarkan bukti yang mereka kumpulkan, FBI sampai pada kesimpulan bahwa seseorang bernama Anthony Warner adalah pembom. Dia ada saat bom meledak dan tewas dalam pemboman itu. “Kami mendasarkan kesimpulan ini pada bukti forensik, termasuk bukti DNA yang akan Anda dengar, serta bukti yang dikumpulkan di lokasi pemboman.”
“Biro Investigasi Tennessee, serta Laboratorium FBI di Quantico, Virginia, menyelesaikan tes DNA mereka dari sampel sisa-sisa manusia yang ditemukan di tempat kejadian. Hasil tersebut sesuai dengan tersangka yang diidentifikasi oleh Pengacara AS Cochran,” kata dia.
Nama Warner muncul dan menarik perhatian setelah penyelidik dari Tennessee Highway Patrol menemukan nomor identifikasi kendaraan untuk RV itu di antara sisa-sisa ledakan.
Hal itu mengarahkan agen federal ke rumah dupleks bata milik Warner di Antioch, sebuah komunitas di daerah Nashville kira-kira 11 mil dari tempat ledakan terjadi. Pada Sabtu pagi, tim bom menyapu dupleks tersebut untuk memeriksa bahan peledak, dan kemudian puluhan penyelidik federal menyisir properti itu untuk mencari bukti.
Warner memiliki pengalaman bekerja dengan elektronika sebagai kontraktor teknologi informasi untuk bisnis area Nashville. Dia juga memiliki bisnis alarm pencuri yang terdaftar di Tennessee dari 1993 hingga 1998.
Steve Fridrich, presiden Fridrich & Clark Realty di Nashville, mengatakan bahwa dia telah melakukan kontak dengan FBI tentang Warner. Dia mengatakan sesekali dirinya menyewa jasa warner, biasanya sekitar sebulan sekali, untuk memperbaiki komputer. Fridrich berkata bahwa Warner bukanlah seorang karyawan, dan dia yakin dia menyediakan dukungan IT untuk beberapa bisnis.
Fridrich mengatakan, Warner mengirim email perusahaan pada 5 Desember, mengata-kan bahwa dia pensiun. “Dia pria yang baik, dan ini sepertinya tidak seperti Tony yang kita kenal,” tulis Fridrich melalui SMS. “Dia sangat profesional dan tahu pasti akan pekerjaannya.”
Dupleks dua kamar tidur yang digeledah adalah salah satu dari beberapa rumah yang ada di jalan buntu yang tenang. Semua berubah. Anak-anak yang bermain tag di dekatnya dan tetangga menyaksikan sekian banyak agen dari FBI dan Biro Alkohol, Tembakau, Senjata Api, dan Bahan Peledak, keluar masuk rumah. “ Ini lingkungan yang tenang,”kata Diana Hernandez, yang tinggal beberapa blok dari sana. “Ini sangat mengejutkan, seperti adegan film.”
Di seberang dupleks, Anna Blackmon, yang telah tinggal di lingkungan itu selama 30 tahun, mengatakan dia tidak mengenal orang yang tinggal di sana, atau siapa pun di dupleks itu. Sebagian besar properti itu adalah properti sewaan dengan jumlah penduduk yang hampir konstan. “Semua orang keluar-masuk di sepanjang waktu,” katanya.
Tetangga mengatakan bahwa Warner dibesarkan di sebuah rumah yang jaraknya sekitar seperempat mil. Tidak ada yang menjawab ketika seorang reporter mengunjungi properti itu pada hari Sabtu. Upaya lain untuk menghubungi keluarga Warner pun tidak berhasil.
Bernice Gilley, yang tinggal di seberang jalan dari rumah keluarga Warner selama 56 tahun, mengatakan bahwa dia ingat Warner dan saudaranya bermain sepak bola di halaman saat masih anak-anak. Keluarga itu, kata Ny Gilley, beribadah di sebuah gereja Katolik Roma beberapa mil jauhnya.
“Mereka adalah salah satu orang terbaik yang bisa Anda temui,”katanya. Keluarga itu menurutnya selalu menjadi keluarga yang baik.
Nashville pada Minggu itu masih berusaha bergulat dengan konsekuensi pemboman tersebut. Jalan tempat mobil itu meledak hangus dan penuh dengan puing-puing berserakan. Setidaknya satu bangunan runtuh, dan puluhan lainnya mengalami kerusakan. Kekuatan ledakan meledakkan banyak jendela dan pintu, ambrol di banyak blok.
Penyelidik belum mengatakan apakah ada signifikansi ke lokasi spesifik tempat RV diparkir–di depan fasilitas transmisi AT&T. Ledakan tersebut menyebabkan gangguan yang menjangkau seluruh wilayah, memutus layanan telepon seluler dan internet ke rumah dan bisnis di seluruh Negara Bagian Tennessee, serta ke Kentucky dan Alabama. Setidaknya 911 penerbangan dihentikan.
Satu-satunya ikatan Warner dengan perusahaan yang terungkap sejauh ini agak lemah: ayahnya pernah bekerja untuk Southern Bell, yang akhirnya bergabung menjadi AT&T. Petugas penegak hukum mengatakan mereka tidak yakin apakah ada hubungan lain.
Hari Minggu lalu AT&T mengatakan, krunya dapat membuat kemajuan besar, memulihkan listrik ke empat lantai gedung dan memompa keluar air setinggi tiga kaki di ruang bawah tanah sebagai bagian dari upaya pemadaman kebakaran. Perusahaan telah membuat situs seluler portabel untuk membantu mengembalikan beberapa layanan, dan memiliki lebih banyak kru yang menuju ke Nashville.
Polisi merilis foto RV yang menunjukkan kendaraan sedang menuju pusat kota, dengan lampu depan menyala, karavan putih itu diterangi oleh lampu jalan dan etalase toko yang bersinar.
Petugas James Luellen dari Kepolisian Nashville menemukan kendaraan itu beberapa jam kemudian. Dia merespons laporan adanya tembakan. Sebaliknya, ia menemukan RV dengan pengeras suara yang memperingatkan bahwa ada bom di dalam dan akan segera meledak.
Ia pun teringat lagu yang diselingi hitung mundur. Lirik lagu tentang cahaya terang melekat di benaknya.
Dia meminta bantuan dan dengan cepat diikuti oleh lima petugas lainnya: Brenna Hosey, Michael Sipos, Amanda Topping, James Wells dan Sgt. Timothy Miller. Selain Sersan Miller, seorang veteran 11 tahun, tidak ada yang pernah bekerja di Departemen Kepolisian lebih dari empat tahun.
Sejak Jumat, mereka dianggap sebagai pahlawan, dengan para pejabat kota mengatakan bahwa pemboman itu bisa menciptakan lebih banyak pembantaian tanpa tindakan cepat mereka.
“Saya pikir mereka mungkin mempertimbangkan apa yang mereka lakukan sebagai bagian rutin dari tugas mereka,” kata Walikota John Cooper saat berdiri di samping para petugas pada konferensi pers, hari Minggu lalu. “Tapi kami di Nashville tahu itu luar biasa.” [The New York Times]