Emirates, Air India, All Nippon Airways dan Japan Airlines mengumumkan penangguhan layanan dengan alasan masalah layanan 5G yang dikhawatirkan mengganggu penerbangan.
JERNIH – Beberapa maskapai penerbangan internasional akan membatalkan atau mengubah penerbangan ke Amerika Serikat mulai Rabu (19/1/2022). Hal ini terkait dengan ketidakpastian tentang gangguan layanan ponsel 5G baru terhadap teknologi pesawat.
Emirates, Air India, All Nippon Airways dan Japan Airlines semuanya mengumumkan penangguhan layanan dengan alasan masalah tersebut. Emirates mengatakan akan menangguhkan penerbangan ke sembilan bandara AS yakni Boston, Chicago O’Hare, Dallas Fort Worth, George Bush Intercontinental di Houston, Miami, Newark, Orlando, San Francisco dan Seattle. Maskapai ini hanya akan melayani penerbangan ke bandara John F. Kennedy (JFK) New York, Bandara Los Angeles dan Washington Dulles.
“Kami bekerja sama dengan produsen pesawat dan otoritas terkait untuk meringankan masalah operasional, dan kami berharap untuk melanjutkan layanan kami di AS sesegera mungkin,” kata Emirates dalam pernyataannya.
Air India mengatakan akan menangguhkan layanan antara Bandara Delhi dan San Francisco, Chicago dan JFK. Maskapai ini juga akan menangguhkan penerbangan Mumbai ke Newark. Namun Air India masih akan terbang ke Bandara Internasional Dulles Washington D.C.
Sementara All Nippon Airways dan Japan Airlines mengatakan mereka membatalkan beberapa penerbangan ke AS yang dijadwalkan menggunakan pesawat Boeing 777, tetapi akan mengoperasikan beberapa penerbangan menggunakan Boeing 787 sebagai gantinya.
Pada Selasa (18/1/2022) malam, Delta Air Lines (DAL) mengatakan sedang merencanakan kemungkinan pembatalan terkait cuaca dan layanan 5G baru terhadap puluhan bandara AS.
“Perusahaan telekomunikasi pada Selasa sepakat untuk membatasi ruang lingkup penyebaran 5G yang direncanakan pada hari Rabu dan akan menunda implementasi di sekitar bandara AS tertentu. Meskipun ini merupakan perkembangan positif untuk mencegah gangguan yang meluas pada operasi penerbangan, beberapa pembatasan penerbangan mungkin tetap ada,” kata Delta dalam sebuah pernyataan
Regulator transportasi sejak lama khawatir bahwa versi 5G yang dijadwalkan akan diaktifkan pada Januari dapat mengganggu beberapa instrumen pesawat. Meskipun ada jaminan dari regulator telekomunikasi federal dan operator seluler, namun banyak industri penerbangan masih merasa takut.
Administrasi Penerbangan Federal (FAA) khawatir bahwa antena seluler 5G di dekat beberapa bandara – bukan perangkat seluler penumpang– dapat mengganggu pembacaan dari beberapa peralatan pesawat yang dirancang untuk memberi tahu pilot seberapa jauh mereka dari tanah. Sistem tersebut, yang dikenal sebagai altimeter radar, digunakan selama penerbangan dan dianggap sebagai peralatan penting.
FAA telah bergerak sejak Desember untuk mengeluarkan perintah mendesak yang melarang pilot menggunakan altimeter yang berpotensi terkena dampak di sekitar bandara dengan kondisi visibilitas rendah. Aturan baru itu dapat mencegah pesawat mencapai beberapa bandara dalam keadaan tertentu, karena pilot tidak dapat mendarat menggunakan instrumen ini.
AT&T dan Verizon mengumumkan bahwa mereka akan menunda pengaktifan 5G di beberapa menara di sekitar bandara tertentu. “Kami frustrasi dengan ketidakmampuan FAA untuk melakukan apa yang telah dilakukan hampir 40 negara, yaitu menerapkan teknologi 5G dengan aman tanpa mengganggu layanan penerbangan, dan kami mendesaknya untuk melakukannya tepat waktu,” Megan Ketterer, juru bicara AT&T.
Maskapai memperkirakan 1.000 gangguan penerbangan per hari karena kemungkinan gangguan dengan altimeter radar yang digunakan pilot untuk mendarat dalam kondisi visibilitas rendah. Industri telekomunikasi belum mengomentari surat itu, tetapi mengatakan kekhawatiran itu tidak berdasar karena belum ada masalah di negara lain yang sudah menerapkan layanan 5G. [CNN]