Berlin – Google Maps yang merupakan peta digital andalan banyak orang ternyata punya sederet kelemahan. Seorang pria asal Jerman berhasil mengungkap kelemahan layanan Google Maps.
Pria bernama Simon Weckertpria asal Berlin itu menyebut informasi kepadatan lalu lintas yang diberikan Google Maps tidak sepenuhnya benar. Simon Weckertpria mengatakan informasi kondisi lalu lintas yang ditampilkan oleh Google Maps didasarkan pada banyaknya pengguna smartphone di suatu wilayah di waktu tertentu.
Berdasarkan eksperimen yang dia lakukan, diketahui bahwa seseorang dapat dengan mudah menavigasi kendaraan untuk tidak melalui ruas tertentu lewat kemacetan virtual.
“99 smartphone bekas diangkut untuk menghasilkan kemacetan lalu lintas virtual di Google Maps. Melalui aktivitas ini, sangat mungkin mengubah indikator warna jalan dari hijau menjadi merah. Tentu hal tersebut akan berdampak pada pengguna jalan dengan menavigasi mobil di rute lain untuk menghindari kemacetan,” katanya dikutip dari laman www.simonweckert.com, Selasa (4/2/2020).
Melalui eksperimen itu diketahui selama ini informasi mengenai lalu lintas dari Google Maps diberikan berdasarkan jumlah pengguna ponsel yang berada di suatu tempat pada waktu tertentu.
Google Maps merupakan layanan peta digital yang dikembangkan Google. Layanan ini memberikan citra satelit, peta jalan, panorama 360°, kondisi lalu lintas, dan perencanaan rute untuk bepergian dengan berjalan kaki, mobil, sepeda (versi beta), atau angkutan umum.
Google Maps dimulai sebagai program desktop C++, dirancang oleh Lars dan Jens Eilstrup Rasmussen pada Where 2 Technologies. Pada Oktober 2004, perusahaan ini diakuisisi oleh Google, yang diubah menjadi sebuah aplikasi digital.
Setelah akuisisi tambahan dari perusahaan visualisasi data geospasial dan analisis lalu lintas, Google Maps diluncurkan pada Februari 2005. Layanan itu menggunakan JavaScript, XML, dan AJAX.
Google Maps menawarkan API yang memungkinkan peta dimasukkan pada situs web pihak ketiga, dan menawarkan penunjuk lokasi untuk bisnis perkotaan dan organisasi lainnya di berbagai negara.
Google Map Maker memungkinkan pengguna mengembangkan dan memperbarui pemetaan layanan di dunia. Tampilan satelit Google Maps adalah top-down.
Sebagian besar citra resolusi tinggi dari kota adalah foto udara yang diambil dari pesawat pada ketinggian 800 sampai 1.500 kaki (240–460 meter), sementara sebagian besar citra lainnya adalah dari satelit. [Zin]