Total, museum imi memiliki lebih dari 500 benda yang dipamerkan bidang Teknologi Informasi (TI) dari 1950-an hingga awal 2000-an.
JERNIH – Perang yang sedang berlangsung di Ukraina telah menghancurkan sebuah museum di Mariupol, yang dikhususkan untuk komputer retro. Hancurnya barang-barang bersejarah menjadi keprihatinan.
Museum Club 8-Bit di Mariupol menampung lebih dari 120 perangkat komputasi retro, termasuk beberapa perangkat keras Apple dan Atari jadul, bersama dengan komputer era Soviet. Berita kehancurannya dikonfirmasi oleh akun Twitter Museum Komputer dan Perangkat Lunak Ukraina.
Awal pekan ini, pemilik museum Club 8-Bit di Mariupol, Ukraina, melaporkan berita tragis itu di halaman Facebook. “Itu dia, museum komputer Mariupol sudah tidak ada lagi,” tulis Dmitry Cherepanov.
Museum Komputer Mariupol menampilkan koleksi pribadi Cherepanov lebih dari 120 sampel teknologi komputer dan konsol game abad terakhir. Total, ia memiliki lebih dari 500 benda yang dipamerkan bidang Teknologi Informasi (TI) dari 1950-an hingga awal 2000-an.
“Situs museum tidak hanya galeri pameran dan artikel, tetapi juga lebih dari 100 gigabita arsip program, permainan, musik, dan video dari berbagai platform, yang tersedia untuk semua orang,” ungkap situs web museum.
“Semua yang tersisa dari koleksi saya yang telah saya kumpulkan selama 15 tahun hanyalah potongan-potongan kenangan di halaman FB, situs web, dan stasiun radio museum,” kata Cherepanov, yang dilaporkan selamat, tetapi juga kehilangan rumahnya.
Didirikan pada tahun 2003, museum Club 8-Bit berisi koleksi lebih dari 120 komputer retro, banyak di antaranya adalah sistem ZX Spectrum, yang populer di Ukraina dan Rusia selama tahun 1980-an.
Gizmodo mendokumentasikan museum dua tahun lalu dalam sebuah video, yang menunjukkan bahwa Club 8-Bit juga memiliki banyak koleksi keyboard retro dan sistem video game. Museum ini juga memiliki komputer Apple IIc, Compaq Portable III, Atari 400, dan banyak komputer era Soviet dari tahun 1980-an dan 1990-an.
Penghancuran museum terjadi ketika Mariupol menjadi sasaran penembakan intens dari pasukan militer Rusia, yang menargetkan bangunan tempat tinggal di seluruh kota. Pemboman Rusia juga menghancurkan rumah sakit anak-anak dan bersalin Mariupol.
“Tidak ada museum atau rumah saya. Dan itu menyakitkan, tetapi saya pasti akan bertahan dan menemukan rumah baru,” kata Cherepanov dalam posting Facebook-nya. [metro.co.uk]