Jakarta – Ketika social distancing menjadi bagian kehidupan dan para karyawan menyesuaikan diri dengan lingkungan profesional baru, bahkan dari ruang tamu mereka sendiri, terdapat potensi timbulnya garis kabur antara kehidupan pribadi dengan pekerjaan.
Faktanya, setengah (51%) dari mereka yang bekerja dari rumah mulai menonton lebih banyak konten dewasa dan di perangkat yang sama untuk melakukan pekerjaan. Ini merupakan salah satu temuan kunci dari laporan “How Covid-19 changed the way people work Kaspersky” yang dipublikasikan, Jumat (8/5/2020).
Kehidupan ‘baru’ yang dihadapi para karyawan saat ini mulai berdampak pada keseimbangan kehidupan pekerjaan mereka. Hampir sepertiga (31%) karyawan mengatakan mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk bekerja daripada sebelumnya. Namun, 46% mengatakan mereka menghabiskan jumlah waktu lebih banyak untuk kegiatan pribadi. Perubahan spesifik seperti ini mungkin terjadi karena para karyawan sekarang tidak harus bolak-balik atau bepergian sebanyak sebelumnya.
Laporan tersebut juga mengungkapkan bahwa semakin sulit bagi para karyawan untuk memisahkan kegiatan pekerjaan dan kehidupan pribadi, terutama dalam hal TI. Temuan yang cukup mengkhawatirkan bagi bisnis, 51% karyawan mengakui telah mulai menonton lebih banyak konten dewasa, pada perangkat yang mereka gunakan untuk pekerjaan, sejak bekerja dari rumah.
Hampir seperlima (18%) karyawan bahkan melakukannya pada perangkat yang disediakan oleh perusahaan, dengan 33% mengaku menonton konten dewasa di perangkat pribadi mereka yang juga digunakan untuk bekerja.
Selain itu, 55% karyawan mengatakan mereka membaca berita lebih banyak dibandingkan saat sebelum memulai bekerja dari rumah. Meskipun hal ini sangat wajar karena setiap orang tetap ingin mendapatkan informasi terbaru tentang perkembangan virus corona, 60% dari kegiatan ini dilakukan pada perangkat yang digunakan untuk bekerja. Sesungguhnya ini dapat berpotensi menyebabkan infeksi malware jika karyawan tidak memperhatikan sumber daya dan situs web yang mereka kunjungi.
Para karyawan juga mulai menerapkan kebiasaan menggunakan layanan pribadi mereka untuk tujuan pekerjaan sehingga meningkatkan risiko potensial dari bayangan IT, termasuk pengungkapan informasi sensitif. Misalnya, 42% karyawan menggunakan akun email pribadi untuk hal-hal terkait dengan pekerjaan, dan 49% mengakui penggunaannya meningkat ketika bekerja dari rumah. Sebanyak 38% menggunakan messenger pribadi yang belum disetujui oleh departemen TI, dengan 60% dari mereka melakukannya lebih sering dalam situasi baru seperti saat ini.
Menurut Andrey Evdokimov, Chief Information Security Officer di Kaspersky, organisasi tidak bisa hanya memenuhi seluruh permintaan pengguna, seperti mengizinkan staf untuk menggunakan layanan apa pun yang mereka inginkan. Penting untuk menemukan keseimbangan antara kenyamanan pengguna, kebutuhan bisnis, dan keamanannya.
“Untuk mencapai hal ini, perusahaan harus menyediakan akses ke layanan berdasarkan pada prinsip hanya menyediakan minimal, hak istimewa yang diperlukan, mengimplementasikan VPN dan menggunakan sistem perusahaan yang aman dan disetujui. Jenis perangkat lunak seperti ini mungkin memiliki batasan tertentu yang sedikit mengurangi kegunaan, tetapi menawarkan jaminan lebih besar dalam menyediakan standar keamanan,” komentar Andrey Evdokimov, dalam keterangan tertulisnya. [*]