Site icon Jernih.co

YouTube Hentikan Lima Saluran Militer Myanmar

Ilustrasi/Unsplash

JERNIH – YouTube menghentikan lima saluran militer Myanmar dari platformnya. Penghapusan termasuk saluran YouTube untuk jaringan Radio dan Televisi Myanma (MRTV) yang dikelola pemerintah dan Myawaddy Media milik militer yang digunakan untuk menyebarkan propaganda militer di Myanmar.

Tindakan YouTube adalah intervensi besar pertama platform tersebut setelah kudeta militer yang dilakukan pada Februari dan tindakan keras militer berikutnya terhadap pengunjuk rasa yang telah menewaskan sedikitnya 38 orang.

“Kami telah menghentikan sejumlah saluran dan menghapus beberapa video dari YouTube sesuai dengan pedoman komunitas kami dan hukum yang berlaku,” kata juru bicara YouTube kepada The Verge. Sebelum kudeta, perusahaan juga menghentikan 34 saluran yang digunakan sebagai “operasi pengaruh” selama pemilihan Myanmar pada tahun 2020, menurut Reuters.

Facebook juga berusaha membatasi pengaruh militer, melarang semua halaman militer di platformnya pada bulan Februari dan memutus akses organisasi ke iklan di platform tersebut, The New York Times melaporkan. Sebagai tanggapan, militer melarang Facebook dan secara drastis membatasi akses ke semua jejaring sosial dengan memberlakukan jam malam internet reguler di seluruh negeri sejak kudeta dimulai, menurut NetBlocks.

Tanggapan Facebook yang lebih aktif terhadap tindakan militer dapat dilihat sebagai akibat langsung dari kritik yang diterima jaringan sosial atas perannya dalam kekerasan genosida yang terjadi di Myanmar pada tahun 2018.

Larangan YouTube tentunya tidak membahas semua propaganda pro-militer di platform tersebut, tetapi larangan tersebut menunjukkan kesediaan untuk campur tangan saat protes terhadap junta militer terus berlanjut. [*]

Exit mobile version