Penutupan akses jalan hanya diperuntukkan bagi kendaraan alat berat saja. Sementara kendaraan pribadi tetap diperbolehkan melintas.
JERNIH-Jengkel jalan di wilayahnya rusak karena sering dilintasi kendaraan alat berat, Kepala Desa Kepohkidul, Kabupaten Bojonegoro, Samudi nekad menutup akses jalan di wilayahnya. dengan mobil.
Samudi menutup akses jalan itu dengan cara memarkirkan kendaraan miliknya melintang di tengah jalan.
“Jalan kami rusak, karena sering dilewati kendaraan alat berat,” kata Samudi membenarkan aksinya menutup akses jalan tersebut, pada Rabu (1/12/2021).
Akses jalan yang diblokade merupakan poros jalan yang menghubungkan Desa Kepohkidul menuju Desa Babad, Bojonegoro.
Namun, penutupan akses jalan hanya diperuntukkan bagi kendaraan alat berat saja. Sementara kendaraan pribadi tetap diperbolehkan melintas.
“Pembatasan khusus alat berat saja, kendaraan pribadi lainya bisa melintas,” kata Samudi menambahkan.
Samudi berdalih aksinya tersebut terpaksa dilakukan karena jalan di wilayahnya sering rusak akibat lalu lalang kendaraan bertonase berat. Ia juga menyebut jika sudah berulangkali memperbaiki jalan tersebut setiap kali rusak.
Keputusannya memblokir jalan karena desanya sudah tidak memiliki anggaran baik dana desa (DD) maupaun alokasi dana desa (ADD) yang dialokasikan untuk memperbaiki jalan yang berulang kali rusak.
“Tapi dana tersebut tidaklah cukup, sebab usai jalan diperbaiki pasti rusak kembali,” kata Samudi lebih lanjut.
Dijelaskan oleh Samudi jika desanya tidak mendapat BKD (Bantuan Keuangan Desa) sehingga untuk menekan pengeluaran, pihaknya harus menjaga setiap fasilitas umum yang ada di wilayahnya agar tidak rusak sehingga tidak perlu mengeluarkan dana perbaikan.
Terlebih desa yang dipimpinnya tidak mendapat BKD, meskipun pihak desa telah mengajukan ke Pemkab Bodjonegoro.
“Banyak desa dapatkan bantuan, sedangkan desa saya tidak. Padahal telah mengajukan ke Pemkab Bojonegoro,”kata Samudi mengungkapkan alasannya menutup akses jalan.
Camat Kedungadem, Agus, yang mengetahui adanya blokir jalan oleh kepala desa, mencoba melakukan komunikasi untuk mencari solusi.
“Ini masih dikomunikasikan,” jawab Camat Agus tanpa menjelaskan solusi yang dimaksud. (tvl)