Moron

Juara Tinju Dunia yang Anggap Kecil Covid Meninggal karena Covid

Frederic Sinistra menentang semua kebijakan terkait pandemi Covid-19, mulai dari kebijakan pembatasan, juga tentang vaksinasi. Ia juga bersikap kritis terhadap kewajiban memakai masker wajah.

JERNIH-Seorang juara dunia kickboxer meninggal karena Covid setelah sebelumnya menyebut ‘virus kecil’ tidak akan menghentikannya.

Pada akhir November, Frederic Sinistra, 41 th dirawat intensif di rumah sakit karena kesulitan bernapas, namun ia minta keluar dari rumah sakit. Pada para pedukungnya ia berjanji akan mengobati sakitnya dari rumah. Hal itu disampaikannya melalui media sosialnya.

Namun pada 15 Desember ia mengalami serangan jantung dan sehari kemudian rekannya mengumumkan ia meninggal karena komplikasi yang diduga karena virus Corona, sebagaimana dilansir laman MetroUk.

Dia meninggal di kota kelahirannya Ciney, setelah memutuskan untuk meninggalkan rumah sakit dan merawat dirinya sendiri dengan oksigen.

Juara dunia tiga kali ini selama ini menolak mendapat vaksin Covid-19. Para pengikutnya juga mengetahui hal tersebut. Ia menyebut Covid sebagai ‘la grippe des cheveux’, yang jika diterjemahkan berarti ‘flu rambut’.

Selama kariernya Frederic Sinistra dijuluki sebagai Undertaker. Ia percaya masa muda dan kebugarannya akan melindunginya dari virus. Selama kariernya ia menorehkan catatan 39 kemenangan dan 9 kali kalah.

Meskipun sakit, pria yang pernah dijuluki ‘pria terkuat Belgia’, itu memposting: ‘Saya lahir prematur dan saya akan terus berjuang sampai mati seperti seorang pria tanpa pernah menyerah dan mati tanpa penyesalan’.

Ia menentang semua kebijakan terkait pandemi Covid-19, mulai dari kebijakan pembatasan, juga tentang vaksinasi. Ia diketahui bersikap kritis terhadap kewajiban memakai masker wajah.

Pelatihnya, Osman Yigin, telah mencoba meyakinkan Sinstra untuk pergi ke rumah sakit karena dia menunjukkan gejala seperti Covid.

Pada 4 Desember Sinstra terpaksa membatalkan pertarungan karena penyakitnya. Ia yang disebut sebagai ‘pria terkuat Belgia’, mengatakan dia ‘jijik’ ketika dia harus membatalkan pertarungannya.

Kepada media Belgia SudInfo, Yigin bercerita telah mengancam akan menolak melatihnya, kecuali ia mencari bantuan atas penyakitnya.

Belgia telah memberi vaksinasi Covid-19 pada sekitar 90 persen populasi. Saat ini Belgia berada dalam cengkeraman gelombang kasus Covid yang mengakibatkan pemerintah menerapkan pembatasan baru selama Natal. (tvl)

Back to top button