Site icon Jernih.co

Kenapa Gus Miftah Tampilkan Wayang Berwajah Ustadz Khalid Basalamah?

Memang, berjuta kebaikan sudah ditebar Gus Miftah. Bahkan melalui perantaraan dirinya, publik figur di negeri ini pun sudah mengucapkan kalimat syahadat. Sayang sekali jika cuma dengan satu pernyataan semuanya terhapus begitu saja.

JERNIH-Entah apa yang ada di balik niat Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah ketika mempertunjukkan wayang dengan muka Ustadz Khalid Basalamah, dalam sebuah pagelaran wayang di pondok pesantren miliknya. Tapi bukannya menuai pujian, pria yang juga bertindak sebagai penceramah ini, malah mendulang cacian di akun Instagram pribadinya @gusmiftah.

Soalnya, terkait polemik wayang yang lebih disebabkan lantaran mengkonsumsi berita sepotong-sepotong, ditambah pemberitaan juga cuma mencuplik tanpa adanya keutuhan dan keseimbangan informasi, Khalid malah dituduh mengharamkan wayang dan menyerukan pemusnahannya.

“Gak adem sama sekali malah kelihatan sok paling berbudaya,” begitu kata @samajasiagian pada kolom komentar postingan itu.

Tentu saja, dengan adanya komentar seperti itu, publik tengah berharap ada komentar yang mendamaikan sambil menyudahi polemik ini, bukan malah sebaliknya. Sebab di dala, postingannya, Gus Miftah menulis begini :

“Sigro milir..sang gethek si nogo bajul.. Wah… Begitu pandai iblis itu,menyematkan imamah dan jubah Dengan warna putih , seakan begitu suci tanpa noda, dengan menghitamkan yang lainnya

Haruskah kuda lumping diganti dengan unta lumping? Haruskah gamelan diganti dengan rebana? Pohon kelapa diganti dengan pohon kurma? Dan haruskah nama nabi Sulaiman diganti karena mirip kata kata Jawa?

Betapa luas iblis itu menghamparkan hijab dari kekerdilan otaknya hingga menutupi sinar matahari junjungan kita, sebagai nabi alam semesta bukan nabi orang Arab saja Haruskah wayang diganti film film tentang cerita agama produk asing, yang membiayai setiap jengkal pergerakan dan pemberontakan atas nama agama.

Kamu siapa? Aku tahu jenggotmu panjang tapi belum tua, Wajar tak tahu budaya dan tatakrama, Bagiku lebih nyaman dengan blangkon atau iket dari taplak meja,sebagai penutup kepala ,wujud kerendahan dan ketwadlu’anku belaka, karena jubah ,imamah dan jenggot panjang adalah penampilan bendara atau raja sedang aku hanyalah hamba jelata,tak pantas dengan pakaian bendara dan raja Karena pintu syurga kini hanya tersisa dan terbuka bagi yang tawadlu’ hatinya Sigro milir sang gethek si nogo bajul….

Banyak yang menyayangkan pernyataan Gus Miftah ini, di tengah polemik Wayang. Makanya, dia dianggap cuma cari panggung saja.

@prskilaa mengatakan, bahwa sudah terlihat kualitas Miftah seperti apa. Sementara @yudhiprast86 bilang : “Nggilani,,, memperkeruh suasana kyk bukan akhlaq seorang pendakwah, Allahuyahdik

@adzkarmuhammad: Gus, syahadat ulang lagi gus.. ente masih membenarkan apa yang ente lakuin digereja.

Memang, berjuta kebaikan sudah ditebar Gus Miftah. Bahkan melalui perantaraan dirinya, publik figur di negeri ini pun sudah mengucapkan kalimat syahadat. Sayang sekali jika cuma dengan satu pernyataan semuanya terhapus begitu saja.

“Jadi kurang respect lagi sama gus. berjuta juta kebaikan langsung hilang karna 1 kesalahan. Seperti itulah manusia. Auto unffolow,” kata akun @el.fath.[]

Exit mobile version