Wanniarachchi diberhentikan karena secara terbuka mendukung ilmu sihir dan ramuan ajaib untuk melawan Covid-19.
JERNIH-Menteri Kesehatan Sri Lanka Pavithra Wanniarachchi secara resmi telah diberhentikan dari jabatannya oleh Presiden Sri Lanka pada Senin (16/8/2021). Wanniarachchi diberhentikan karena secara terbuka mendukung ilmu sihir dan ramuan ajaib untuk melawan Covid-19.
Pada awal Januari, warga Sri Lanka dikejutkan dengan munculnya orang suci yang memberi ramuan untuk menolak Covid-19. Mereka menyebut ramuan orang suci tersebut sebagai “ramuan ajaib”.
Wanniarachchi, sebagaimana dilansir AlJazeera, pada Januari lalu pernah terinfeksi Covid-19. Ia secara terbuka mengkonsumsi dan mendukung “ramuan ajaib” seorang tukang sihir yang disebut ramuan untuk melawan infeksi Covid-18 yang dideritanya.
Banyak warga Sri Langka yang ikut meminum “ramuan ajaib setelah melihat Menteri Wanniarachchi meminumnya, namun akhirnya tetap terinfeksi Covid-19.
Sebagai menteri kesehatan Wanniarachchi sering menganggap remeh Covid-19. Akibatnya, Kementerian Kesehatan Sri Lanka di bawah pimpinan Wanniarachchi sering mendapat kecaman keras’
Tahun lalu, pada bulan November 2020, Wanniarachchi diketahui menuangkan sepanci air “berkah” ke sungai. Ia mengaku melakukan tindakan tersebut setelah bermimpi seorang dewa mendatanginya dan mengatakan kepadanya untuk melakukan hal tersebut sebagai upaya mengakhiri pandemi di negara trsebut.
Meski dicopot dari jabatannya sebagai menteri kesehatan namun Wanniarachchi masih tetap memiliki jabatan menteri yakni menteri transportasi di negara berpenduduk 21 juta orang itu.
Selanjutnya posisi menteri kesehatan diserahkan ke Menteri Media Sri Lanka Keheliya Rambukwella.
Dalam seminggu terakhir kematian harian akibat Covid-19 di Sri Lanka jumlahnya melampaui 150 orang. Krematorium mulai kewalahan menangani arus masuk jenazah.
Sri Langka masih menghadapi lonjakan kasus Covid-19 dan telah memperketat pembataasan kegiatan dengan melarang penyelenggaraan pesta, termasuk pernikahan, sejak Selasa (10/8) lalu’
Sedangkan upacara kenegaraan dan pertemuan publik juga dilarang hingga 1 September. Toko-toko dan restoran harus mematuhi peraturan jam malam.
Sejauh ini Sri Lanka telah mencatatkan 355 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 6.096 jiwa. Namun belum memutuskan untuk melakukan lockdown. (tvl)