Himbauan tidak hamil selama belum ada vaksin Covid-19 dimaksud, karena ibu hamil rentan terkena Covid-19.
JERNIH-Meskipun Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang telah menghimbau agar pasangan suami istri warga Kota Semarang menunda kehamilan selama pandemi Covid-19, namun data yang dimiliki Pemkot Semarang menunjukkan, selama pandemi Covid hingga bulan Desember, ibu hamil di Kota Semarang jumlahnya cukup tinggi.
“Jumlah ibu hamil pada bulan Desember saja mencapai angka 7.506. Kalau tak penting-penting banget jangan hamil dulu,” kata Kepala Bidang KB Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (Disdalduk) Kota Semarang, Siti Maimunah beberapa waktu lalu.
Maimunah menjelaskan bahwa selama pandemi pasangan suami istri lebih sering di rumah menjadi penyebab angka ibu hamil di Kota Semarang tinggi, namun angka tersebut setiap bulannya tak berbeda jauh.
“Jadi di Kota Semarang dengan pandemi dimana suaminya lebih sering di rumah tak mempengaruhi angka kehamilan di Kota Semarang,”.
Ajakan untuk tidak hamil selama pandemi Covid-19 juga dimakud untuk menjaga kesehatan kaum ibu, sebab jika seorang ibu hamil maka kekebalan tubuhnya akan menurun.
Terutama saat-saat tri smester pertama atau saat hamil muda, dimana kehamilannya sering membuat sulit makan dan mual-mual. Kondisi tersebut membuat gizi susah masuk sehingga berpengaruh pada kekebalan.
“Jika gizi tak masuk ke tubuh, resikonya tinggi terkena Covid-19 karena kekebalan tubuh menurun,” kata Maimunah menyampaikan alasan ajakan untuk tidak hamil dulu.
Terhadap kaum ibu yang sudah terlanjur hamil, Maimunah berpesan agar kaum ibu benar-benar menjaga kesehatan serta menjaga kekebalan tubuh agar tetap stabil. Jangan sampai ibu yang hamil muda terpapar Covid-19 karena berbahaya untuk ibu dan anak yang ada di kandungan.
“Jadi kalau yang seperti itu harus dijaga kehamilannya biar tak terinfeksi Covid-19,”
Maemunah juga memberi gambaran berapa anak yang idealnya dimiliki pasangan suami istri yang tinggal di Kota Semarang. Menurutnya yang paling ideal adalah dua anak.
Namun Maemunah mengakui sulit mengontrol karena di Kota Semarang masih banyak suami istri yang mempunyai anak lebih dari dua.
“Wilayah Kota Semarang tak melebar namun penduduknya bertambah terus. Idealnya dua anak cukup di Kota Semarang,” (tvl)