Pernikahan dilangsungkan diatas pesawat dihadiri 160 undangan. Sementara negara bagian membatasi berkumpul warga hanya 50 orang.
JERNIH-Sepasang pengantin India memindahkan pesta pernikahannya di sebuah pesawat demi untuk menghindari larangan berkumpul selama terjadinya ‘Tsunami Covid-19’ yang kini tengah melanda India.
Pasangan pengantin ini menyewa sebuah pesawat agar dapat membawa tamunya dalam pesta yang digelarnya. Pesta pernikahan di udara itu dihadiri 160 tamu undangan.
Aksi pasangan pengantin itu diduga untuk menghindari aturan pembatasan berkumpul karena virus corona yang kini tengah melanda India.
Dalam rekaman video yang beredar di media sosial, terlihat pasangan pengantin beserta para tamu undangan tengah berkemas menuju pesawat jet yang telah disewa.
Otoritas penerbangan India segera melakukan investigasi terkait viralnya video tersebut. Diketahui kemudian bahwa pasangan pengantin menggunakan pesawat sewaan dari maskapai SpiceJet
Pesawat sewaan itu diterbangkan di negara Bagian Tamil Nadu, dimana diberlakukan larangan berkumpul lebih dari 50 orang, termasuk membatasi tamu undangan dalam sebuah pernikahan hanya 50 orang.
Dilansir Times of India, awak maskapai SpiceJet yang bertanggungjawab dalam penerbangan tersebut telah diberhentikan dari tugas. Sumber informasi adalah seorang pejabat dari Direktorat Jenderal Penerbangan Sipil (DGCA).
Pihak maskapai, melalui juru bicaranya menyatakan bahwa sebelumnya pihak maskapai telah mengingatkan penyewanya tentang protocol Covid yang harus dipatuhi.
“Diberi tahu dengan jelas mengenai protokol Covid yang harus diikuti dan menolak perizinan untuk segala aktivitas selama penerbangan”.
Hingga kini India masih berjuang melawan pandemic Covid-19 yang mengakibatkan kematian lebih dari 300.000 orang. Namun diperkirakan angka kematian akibat Covid-19 lebih dari yang dilaporkan.
Meledaknya angka positif kasus Covid-19 di India dipicu berlangsungnya festival keagamaan Kumbh Mela yang dihadiri ribuan warga India yang berkumpul tanpa memperhatikan protocol kesehatan.
Ribuan orang terinfeksi Covid-19 setelah festival keagamaan tersebut yang mengakibatkan rumah sakit dan krematorium di negara ini kebanjiran pasien dan orang meninggal dalam beberapa pekan terakhir. Mereka kekurangan oksigen, dan kremasi terus berlanjut sepanjang waktu.
Warga miskin banyak yang tak mampu membayar biaya kremasi terpaksa menghanyutkan jenazahkorban Covid-19 ke sungai Gangga. (tvl)
a