Singapura menerapkan aturan, sejak 22 Januari sopir truk yang masuk Singapura harus menjalani tes rapid antigen Covid-19, dan jika positif mereka dilarang masuk.
JERNIH-Gara-gara terjadi kemacetan akibat antrean pelaksanaan tes Covid-19 bagi para sopir truk, ribuan ayam yang diangkutnya mati. Antrean terjadi karena dalam pelaksanaan tes Covid-19 harus mengantre selama berjam-jam.
Antrean tersebut terjadi di Tuas Checkpoint, jalur yang menghubungkan Malaysia dengan Singapura. Sedangkan ayam-ayam yang mati tersebut adalah ayam dari Malaysia yang dibawa untuk dipotong di Singapura.
World of Buzz yang melansir media Malaysia berbahasa China, Sin Chew, pada Jumat (29/1/2021) lalu melaporkan bahwa para sopir truk yang masuk Singapura harus menjalani tes virus corona yang membuat perjalanan mereka molor hingga 13 jam.
Akibat lama perjalanan hingga 18 jam, kata Ketua Asosiasi Pedagang Unggas Singapura, Ong Kian Sun, menyebabkan 3.500 ayam mati lemas.
Kejadian itu berpengaruh pada sekitar 10 rumah potong hewan ikut terdampak serta mengalami kerugian puluhan ribu dollar Singapura atau ratusan juta rupiah. Sehari sebelumnya sekitar 2.300 ekor ayam hidup juga bernasib sama, mati karena terlalu lama diperjalanan.
Selama dua hari ituterjadi kemacetan dan antrean panjang di chekpoint.
Pemerintah Singapura membuat penyataan terkait kemacetan di tuas Chekpoint. Penyataan bersama yang dihadiri Otoritas Imigrasi & Pos Pemeriksaan Singapura, Kementerian Perdagangan dan Industri, serta Badan Pangan Singapura menyebut berbagai alasan penyebab kemacetan mulai dari masalah tehnis pengangkutan kargo hingga adanya tahun baru imlek.
“Kemacetan itu karena kombinasi beberapa faktor. Volume kargo kembali ke level sebelum Covid dan dengan terus ditutupnya Bangunan Sultan Iskandar Malaysia dari pukul 19.00 hingga 07.00, serta Tahun Baru Imlek yang akan datang, volume kargo keseluruhan sekarang lebih terkonsentrasi pada waktu-waktu tertentu dalam sehari, yang menyebabkan padatnya lalu lintas,” kata mereka dilansir Malay Mail
Setiap harinya sekitar empat hingga lima truk ayam dari Johor ke Singapura dengan angka kematian ayam sekitar enam persen tiap truk.
Malay Mail juga mewartakan, sekitar 4-5 truk ayam dari Johor menuju ke Singapura setiap harinya, dan dalam setiap perjalanan sekitar 6 persen ayam di tiap truk akan mati. Diperkirakan kematian ayam tersebut karena cuaca panas,
“Salah satu alasan karena panas. Mereka juga berhimpitan di ruang sempit dalam waktu lama.” Kata petugas operasi di Boong Poultry, Oh Wei Chiat.
“Butuh waktu 2-3 jam menuju checkpoint, dilanjutkan sekitar 12 jam kemacetan. Dan mereka (ayam-ayam) itu tanpa makanan dan minuman, karena kami biasanya tidak memberi makan ayam sebelum mengangkutnya,” terang Oh ke Straits Times.
Kini banyak sopir-sopir truk enggan mengantar ayam ke Singapura meski sudah disediakan air minum dan makanan untuk ayam. (tvl)