“Malang Halal itu artinya adalah konsep, Center Halal Tourism. Karena Kota Malang ini kota wisata tidak punya wahana wisata banyak seperti Kota Batu dan Kabupaten Malang. Di sini itu wisatanya kuliner. Maka harus ada jaminan bagi wisatawan untuk menikmati wisata kuliner yang ada di Kota Malang,” ujarnya.
JERNIH-Dengan hebohnya spanduk bertuliskan ‘Malang Tolerant City Not Halal City’ yang terpasang di depan Balai Kota, Gedung DPRD serta bundaran Alun-alun Tugu, Walikota Malang, Sutiaji, angkat bicara. Dia merasa ada yang sedang memainkan isyu SARA dan masyarakat diminta jangan sampai terjebak di dalamnya.
“Jadi jangan buat diksi kalau Malang Halal itu Malang Syari itu salah besar. Bahkan di RPJMD kami yang misi ketiga jelas, kota yang toleran dalam keberagaman. Itu luar biasa, karena Malang ini termasuk kota toleransi paling kondusif di Jawa Timur. Saya sampaikan ke FKUB, dan mereka menegaskan tidak terusik. Ini sudah diputuskan di tahun 2018 dan perubahan 2021,” kata dia menjelaskan.
Spanduk yang bikin heboh itu, diketahui terpasang sejak Rabu (16/2) namun kini sudah tidak ada lagi. Tulisan di dalamnya pun, diduga bertujuan mengkritik Sutiaji hingga menuai perdebatan di media sosial. Sang Walikota pun mencoba meluruskannya. Dia bilang, tak pernah sekalipun melontarkan pernyataan Halal City. Tapi yang benar adalah Malang Halal.
“Saya tidak pernah membuat statmen yang aneh-aneh. Tidak ada yang namanya halal city yang selalu saya sampaikan di setiap kesempatan adalah The Future Kota Malang salah satunya adalah Malang Halal,” kata Sutiaji.
The Future Kota Malang, merupakan salah satu program kerja yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Malang di tahun 2018 dan RPJMD perubahan di 2021. Di sana, dikatakan bahwa ada upaya mewujudkan Kota Malang sebagai kota bermartabat melalui enam program yakni, Malang City Heritage, Malang 4.0, Malang Creative, Malang Halal, Malang Services dan Malang Nyaman.
“Malang Halal itu artinya adalah konsep, Center Halal Tourism. Karena Kota Malang ini kota wisata tidak punya wahana wisata banyak seperti Kota Batu dan Kabupaten Malang. Di sini itu wisatanya kuliner. Maka harus ada jaminan bagi wisatawan untuk menikmati wisata kuliner yang ada di Kota Malang,” ujarnya.
Penjelasan soal Malang Halal pun, meliputi pengembangan destinasi wisata halal, even wisata halal, kerjasama pencapaian standar hotel halal, destinasi kuliner halal, penguatan kapasitas SDM pariwisata, serta promosi paket wisata halal.[]