Jakarta – Pandemi Covid-19 yang melanda negeri sejak awal Maret 2020, membuat pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) masih harus bersabar. Menata kembali strategi usahanya kini menjadi fokus utama yang banyak dilakukan oleh pelaku UMKM.
Adalah “Si Batik Bantengan” Anjani Sekar Arum pendiri Sanggar dan Galeri Batik Andaka di Kota Batu, Jawa Timur, yang ikut merasakan dampak dari pandemi ini. “Pada akhirnya pandemi ini membuat kami semakin kreatif. Yang tadinya kami ngga mau jualan online karena ngga mau pusing, kini harus berjualan online supaya batik kami bisa bertahan,” ujarnya, baru-baru ini.
Lulusan Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang itu memaparkan, karena wisatawan tidak ada dan pemesanan seragam tahun 2020 juga sepi, ia mencoba berkreasi. “Saya membuat sebuah produk yang masih diminati orang dari bahan batik. Salah satunya masker dari kain,” ujar penerima apresiasi SATU Indonesia Awards 2017 bidang kewirausahaan itu.
Bagi Anjani, tidak adanya wisatawan dan terhentinya sejumlah kegiatan besar instansi terkait yang menggunakan jasanya dalam pembuatan souvenir menjadi faktor utama penyebab penurunan penjualannya hingga 80%.
Akhirnya Anjani memanfaatkan penjualan secara daring, berkolaborasi dengan fotografer yang profesinya juga ikut terdampak. Kerja sama dilakukan dengan sistem komisi yang diterima oleh para fotografer dari hasil foto produk batik yang mereka jual ke target pasar masing-masing.
“Jadi para fotografer hanya bemodalkan kemampuan fotografi dan kemudian menjualkan produk. Andaikan harga Rp1 juta, kami memberikan komisi ke mereka sebagai ucapan terima kasih. Terserah mereka asal batiknya laku,” tambah Anjani. [*]