Jakarta – Penggunaan alat test kit virus corona (Covid-19) yang berasal dari Cina dan Korea Selatan menimbulkan kekewaaan bagi sejumlah negara. Keluhan utamanya adalah tidak akurat dan cacat.
Tercatat sudah beberapa negara yang mengaku kecewa. Seperti negara tetangga Malaysia, Filipina, Spanyol, Republik Ceko, dan Belanda. Selama ini sejumlah negara mendatangkan test kit ini dari Cina dan Korsel yang sudah lebih dulu menangani kasus wabah penyakit ini.
Negara tetangga Malaysia, mengeluhkan buruknya akurasi test kit Covid-19 yang diimpor dari Cina. Menurut media setempat, saat ini rumah sakit negara itu bersiap-siap untuk mendapatkan peralatan baru dari Korea Selatan dan Taiwan.
Negara Asean lainnya, Filipina, pada Sabtu lalu, 28 Maret, otoritas negara itu sempat mengumumkan bahwa hanya 40 persen dari 100 ribu alat tes yang dibeli dari perusahaan asal China yang lainnya, yakni BGI Group dan Sansure Biotech, yang akurat.
Keesokan harinya, setelah protes resmi ke Kedutaan China di Manila, otoritas kesehatan Filipina mengubah pernyataan sebelumnya. Filipina mengklaim bahwa tingkat akurasi alat yang dibeli dari China berada dalam standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Spanyol mendatangkan bahan-bahan medis dari China senilai US$465 juta, termasuk di dalamnya ventilator dan alat pelindung diri untuk para petugas medisnya. Namun setelah digunakan, banyak yang kecewa dengan hasil testnya. Pemerintah Spanyol berencana menarik sekitar 8 ribu test kit yang dibeli dari Shenzhen Bioeasy Biotechnology, China, yang sudah terdistribusi di Madrid. Sebanyak 50 ribu lainnya yang belum digunakan pun akan dikembalikan.
Pemerintahan Spanyol mengklaim alat test itu hanya memiliki akurasi 30 persen, jauh lebih rendah dari standar Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat, yakni 80 persen. Rencananya Spanyol akan mendapat pengiriman ulang alat yang lebih baik.
Demikian pula di Republik Ceko. Pemerintah negera itu sudah mengeluarkan anggaran US$546 ribu untuk 150 ribu alat uji cepat dari perusahaan yang sama, yang belakangan diketahui 80 persen di antaranya rusak.
Apa kata pemerintahan Cina. Melalui kedutaannya di Spanyol, Cina beralasan perusahaan yang melakukan pengiriman test kit tidak memiliki lisensi untuk mengekspor alat tes Covid-19. Sementara pihak Bioeasy mengklaim bahwa produknya telah disertifikasi untuk dijual di Eropa. Mereka menyatakan bisa saja terjadi kesalahan dalam penggunaan alat atau pengambilan sampel yang membuat hasil uji tak akurat.
Saat ini Pemerintah China sedang menyelidiki Shenzhen Bioeasy Biotechnology atas tuduhan menjual test kit yang cacat dan dengan harga yang mahal ke Spanyol dan Ceko itu. Beijing juga memastikan peralatan medis lain yang datang atas sumbangan Pemerintah China ke dua negara itu tidak termasuk buatan Bioeasy.