Site icon Jernih.co

Benarkan Makanan Beku Dapat Jadi Media Penularan Virus Corona?

Meskipun ditemukan virus pada kemasan makanan beku tersebut namun Jumlah virusnya tidak cukup untuk menimbulkan risiko infeksi bagi manusia.

JERNIH-Banyak masyarakat bertanya-tanya, apakah makanan beku dapat menjadi media penularan virus corona?

Pertanyaan tersebut terjawab sudah. Baru-baru ini Center for Disease Control and Prevention (CDC) Cina, telah mengkonfirmasi bahwa mereka menemukan virus Coronapada kemasan luar ikan beku.

Penemuan tersebut merupakan rangkaian panjang dari sebuah tim yang dibentuk beberapa waktu lalu, untuk melakukan penyelidikan sumber infeksi di Kota Qingdao. Hasilnya, diumumkan, bahwa kontak dengan kemasan makanan beku yang terkontaminasi virus corona yang masih aktif dapat menyebabkan infeksi.

“Ini adalah pertama kalinya di dunia penemuan mengenai virus corona yang masih aktif pada kemasan luar makanan beku,” tuis CDC China, yang dikutip media Xinhua.

Hal yang menggembirakan dari temuan tersebut adalah, risiko tertular virus corona melalui makanan beku masih sangat rendah.

Meskipun saat ini masih terjadi perdebatan apakah bisa terjadi penularan virus corona lewat makanan beku, namun para ahli sepakat, meski virus masih mungkin ditemukan pada makanan beku, namun ia tak lagi dapat menimbulkan infeksi.

Ahli mikrobiologi Rodney Rohde menyebut tidak dapat bereproduksi di luar sel inang, seperti manusia, sehingga virus akan mati dan tidak menyebabkan infeksi.

“Tidak seperti bakteri, virus dapat tetap hidup di permukaan selama berjam-jam atau berhari-hari. Tapi, mereka tidak dapat bereproduksi, dan dengan demikian pada akhirnya akan mati serta tidak menimbulkan infeksi,” kata Rohde.

Diluar inang, kata Rohde, virus rentan mengering karena paparan sinar UV dan perubahan suhu.

“Meski risikonya tidak nol, tapi itu [risiko penularan lewat makanan beku] sangat rendah,”.

Demikian juga pendapat ahli epidemiologi George Mason University, Amerika Serikat, Amira Roess, yang dikutip Healthline.

“Sampai sekarang, tidak ada bukti penularan dari kemasan, terutama kemasan makanan beku,”.

Roess menjelaskan mengapa sulit terjadi penularan melalui kemasan makanan beku.

“Jumlah virus yang ditemukan pada kemasan makanan beku, tidak cukup untuk menimbulkan risiko infeksi bagi manusia”. Kata Roess lebih lanjut.

Beberapa waktu sebelumnya, di Singapura, sebuah penelitin menemukan keberadaan virus corona pada makanan beku potongan ikan salmon, daging ayam, dan daging babi. Virus tersebut dapat bertahan pada daging dan ikan beku hingga tiga pekan. Hal tersebut menjadi dasar beberapa Negara melarang import makanan dari Negara yag tengah terjadi pandemi.

“Impor makanan yang terkontaminasi dan kemasan makanan bisa jadi salah satu sumber penularan,” tulis para peneliti pada Agustus lalu.

Namun peneliti tersebut juga mengatakan sering mencuci tangan dan rajin mendisinfeksi barang apa pun, termasuk kemasan makanan beku, secara menyeluruh menjadi pilihan terbaik untuk mencegah terjadinya penularan. (tvl)

Exit mobile version