Jernih.co

Cara-cara Kreatif untuk Membuat Anak-anak tetap Aktif Selama ‘Lockdown’

Rumah adalah benteng peradaban manusia; lockdown karena pandemi ini karenanya harus dilihat sebagai berkah tersembunyi. Kita semua dapat mencoba yang terbaik untuk membuat masa depan lebih baik daripada saat ini. “Dan tidak ada apa pun bagi manusia kecuali apa yang ia perjuangkan.” (Al-Qur’an 53:39).

Oleh: Dr Muhammad Abdul Bari*

Di antara banyak tantangan sulit yang dihadapi selama lockdown yang belum pernah terjadi sebelumnya ini, membuat anak-anak kita tetap sibuk berada di urutan teratas dalam prioritas. Orang tua di seluruh dunia berjuang untuk menghasilkan kegiatan produktif yang akan menjauhkan anak-anak mereka dari pilihan yang mudah, seperti TV atau iPad.

DR Muhammad Abdul Bari

Bagi mereka yang cukup beruntung untuk dapat bekerja dari rumah, tekanan untuk mempertahankan mata pencaharian dan mengasuh anak-anak, semuanya melelahkan. Untuk orang tua yang tinggal di tempat tinggal kecil dengan fasilitas, terbatas atau harus menjaga anggota keluarga yang rentan, kondisi ini hampir tidak tertahankan.

Artikel ini adalah tanggapan atas permintaan seorang tua yang berjuang untuk mengatasi lockdown tanpa persiapan. Hanya sedikit yang bisa memahami jangkauan global  dari pandemi yang menghancurkan ini, sampai menelan kita. Dengan banyaknya orang yang kehilangan orang-orang terdekat dan tersayang mereka, dan tekanan kehilangan pekerjaan atau berkurangnya pendapatan keluarga, adalah saat yang nyata bagi kita semua untuk menerima kenyataan keras yang sungguh menyakitkan ini.

Sebagai seorang kakek, saat ini saya tidak harus membesarkan anak. Sementara pengalaman saya membesarkan anak-anak sebagai ayah lebih dari dua dekade lalu,  sangat berbeda. Tetapi saya mengamati dengan penuh simpati bagaimana putri saya dan putra tertua saya tengah berjuang dengan anak-anak mereka yang berusia antara dua dan enam tahun. Menjaga anak-anak sibuk dengan kegiatan sehat tidaklah mudah, terutama bagi mereka yang memiliki lebih dari satu anak, atau mereka yang berada dalam kondisi rumah yang padat tanpa halaman. Dengan pengakuan ini, saya berani mengajukan beberapa ide yang mungkin berguna bagi orang tua. Ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan, tetapi saya sadar sebagian besar orang tua pada umumnya tangguh dan dapat menggunakan teknik yang cocok dalam situasi mereka sendiri.

Setiap keluarga adalah unik, dan oleh karena itu gagasan untuk orang tua di bawah ini harus dilihat sebagai pedoman umum. Yang terpenting, kita harus berusaha sekuat tenaga untuk melewati masa sulit ini dengan kesabaran (shalat), doa (shalat) dan kepercayaan (tawakkal) kepada Allah SWT.

1) Kedua orang tua harus memiliki rencana yang realistis setiap minggu, yang diturunkan ke kegiatan sehari-hari dan berbagi tugas di antara mereka. Anggota keluarga kemudian harus mencoba mengikuti rencana ini dengan mengandalkan penuh pada Allah, “Percayalah pada Allah, tetapi ikat unta Anda” (HR Tirmidzi) “. Anak-anak yang sudah dewasa harus dilibatkan dalam diskusi penyusunan rencana.

2) Untuk anak-anak sekolah, orang tua harus mencoba memiliki jenis kegiatan rutin setiap hari kerja, seperti halnya ada sesi masuk kelas (bisa menggunakan karpet), istirahat, permainan, kegiatan online, dll. Bersikaplah konsisten dan sabar. Akhir pekan tidaklah harus menghilangkan disiplin dasar.

3) Semua anggota keluarga harus menjaga pikiran, tubuh, dan jiwa mereka. Latihan fisik harus dilakukan setiap hari, apakah 5 menit di dalam rumah atau 30 menit jalan cepat di luar ruangan. Kita semua harus menemukan waktu untuk membaca, bersantai, dan merenung.

4) Kita harus sepakat untuk bisa menggelar sesi-sesi keluarga, baik di rumah atau pun virtual melalui internet untuk keluarga yang tersebar di berbagai tempat, dalam suasana hati ceria pada waktu yang disepakati, setiap hari atau sesering mungkin untuk memperkuat ikatan keluarga.

5) Keselamatan dan kesejahteraan anak-anak adalah yang terpenting, tetapi orang tua juga harus menjaga diri mereka sendiri. Sedihnya, masalah kesehatan mental dan kasus kekerasan dalam rumah tangga dapat memperbesar persoalan selama masa-masa ini. Seluruh keluarga harus tetap tenang, hadapilah hal tersebut bersama dengan ketabahan, dengan menghindari kemungkinan terjadinya gesekan antarangota keluarga, serta ketegangan.

6) Dunia kita tidak sempurna dan segala sesuatunya bisa salah. ,Tetapi kita harus ingat bahwa ini bukan akhir dunia. Orang tua harus mengevaluasi situasi setiap malam dan mencoba mencari cara-cara yang lebih kreatif lagi.

Mengelola penggunaan media sosial dan aktivitas online

Adalah kenyataan bahwa sebagian besar dari kita di zaman sekarang ini menggunakan media sosial dan seringkali online untuk pekerjaan kantor, urusan pendidikan dan hiburan. Orang tua harus menjaga disiplin yang kuat guna memastikan penggunaan teknologi punya tujuan yang jelas dan digunakan seterbatas mungkin. Sangat mudah untuk menyerah, tetapi sebagai orang tua kita harus mencoba mengekang timbulnya kecanduan dan mencegah konsekuensi jangka panjang yang mungkin timbul.

1. Orang tua dan anak dewasa harus bersama-sama membuat kebijakan keluarga yang masuk akal tentang penggunaan gadget elektronik.

2. Orang tua sendiri justru harus menjadi orang pertama yang patuh pada aturan.

3. Ponsel cerdas dan perangkat lain tidak boleh digunakan untuk keperluan pengasuhan anak.

4. Video yang sesuai usia dan pendidikan untuk anak-anak, dapat ditonton pada waktu yang ditentukan.

5. Seluruh keluarga bisa duduk bersama dan menonton film keluarga untuk meringankan suasana dan membawa kesenangan.

Melibatkan anak-anak dalam pekerjaan rumah tangga.

Salah satu tugas orang tua yang mendasar adalah memberikan keterampilan hidup yang sesuai usia, serta mendidik anak untuk berperilaku baik. Anak-anak kecil dengan cermat mengamati apa yang dilakukan orang tua mereka, dan bagaimana mereka berbicara dan bersikap. Melibatkan anak-anak dalam pekerjaan rumah tangga dan memberi mereka tugas-tugas kecil, dapat membantu anak-anak tumbuh, dan secara emosional lekat pada keluarga, serta memberi mereka kepercayaan diri.

Kakak yang lebih tua juga harus berperan dalam membantu adik-adik mereka, untuk memberi orang tua kesempatan bersantai.

Pekerjaan rumah tangga untuk anak-anak dapat dipecah menjadi tiga tahap masa kanak-kanak, seperti contoh yang tercantum di bawah ini. Orang tua, yang memiliki posisi lebih baik untuk memahami kemampuan anak-anak mereka, harus membuat daftar sendiri.

Anak-anak prasekolah

• Menggosok gigi

• Merapikan meja dan tempat tidur

• Membersihkan makanan yang tumpah

• Berpakaian dan membuka baju (dengan bantuan)

• Menyingkirkan mainan

• Mencuci tangan dan wajah

• Menyingkirkan pakaian kotor

Anak-anak Pratama (SD)

• Menuangkan minuman dan piring pembersih sendiri

• Mengikat tali sepatu

• Membuat sarapan sederhana dan meletakkan makanan di atas meja

• Membersihkan kamar dan membuat tempat tidur

• Menulis pesan telepon atau surat sederhana

• Merawat sepeda dan barang-barang lainnya

Anak Tingkat SMP

• Mengasuh bayi untuk waktu singkat saat dibutuhkan

• Menyiapkan makanan

• Membersihkan kamar seperti kamar mandi atau dapur

• Melakukan pekerjaan dasar mekanik atau listrik seperti mengosongkan penyedot debu atau mengganti bohlam (saat aman)

• Melakukan pekerjaan paruh waktu atau menjadi sukarelawan

Disiplin orang tua dan kemampuan untuk menangani situasi sulit dengan antusiasme dan penuh perhatian, akan menimbulkan rasa hormat dari anak-anak kita. Mereka secara alami akan menjadi lebih sukarela terlibat dalam urusan keluarga dan menemukan rasa suka cita dalam membantu orang tua. Sebagai imbalan, orang tua akan menemukan kesenangan dalam melihat anak-anak mereka tumbuh dengan keyakinan dan kualitas empatik. Lingkaran yang berbudi luhur ini perlu diciptakan di rumah.

Pola asuh yang efektif dan positif adalah bagaimana membesarkan generasi baru dengan nilai-nilai kemanusiaan seperti toleransi, kompromi dan rasa hormat terhadap semua, sikap tabah serta mentalitas untuk melayani orang lain.

Rumah adalah benteng peradaban manusia; lockdown karena pandemi ini karenanya harus dilihat sebagai berkah tersembunyi. Kita semua dapat mencoba yang terbaik untuk membuat masa depan lebih baik daripada saat ini. “Dan tidak ada apa pun bagi manusia kecuali apa yang ia perjuangkan.” (Al-Qur’an 53:39). [ ]

*Dr Muhammad Abdul Bari adalah pemuka masyarakat di Inggris, guru, konsultan parenting dan penulis. Artikel dan tulisan lainnya dapat diakses melalui laman www.drabdulbari.com. Diunggah di Jernih.co atas izin yang bersangkutan.

Exit mobile version