Jakarta – Penyakit kuning sebagai tanda adanya gangguan pada hati yang menyebabkan kulit dan putih mata menjadi kuning, menyebabkan 114.000 kematian bayi baru lahir dan 178.000 kasus kecacatan setahun. Applikasi Ponsel diharapkan dapat mengidentifikasi awal penyakit ini.
Aplikasi smartphone yang memungkinkan pengguna memeriksa mata bayi baru lahir untuk penyakit kuning mungkin merupakan cara yang efektif dan murah untuk mengidentifikasi kasus mana yang perlu diobati. Demikian dilaporkan para ilmuwan 2 Maret lalu seperti ditulis Thestar.com.my yang mengutip AFP Relaxnews.
Dalam laporan itu disebutkan penyakit kuning pada bayi menyebabkan 114.000 kematian bayi baru lahir dan 178.000 kasus kecacatan setahun. Tiga perempat dari kematian terjadi di Asia Selatan dan Afrika sub-Sahara, yang berarti hasil studi percontohan baru ini – diterbitkan dalam jurnal PLOS ONE dan dipimpin oleh para peneliti di University College London (UCL) – bisa menjadi pendorong penting untuk profesional perawatan kesehatan di daerah yang lebih miskin.
Penulis senior Terence Leung, dari fisika medis UCL dan departemen teknik biomedis, mengatakan di banyak bagian dunia, bidan dan perawat hanya mengandalkan penglihatan untuk menilai penyakit kuning. Namun, ini tidak dapat diandalkan, terutama untuk bayi baru lahir dengan kulit lebih gelap.
“Metode berbasis smartphone kami memberikan penilaian yang lebih kuat, memastikan kasus-kasus serius tidak luput dari perhatian. Sementara kami menunggu bukti uji coba yang lebih besar, kami percaya bahwa metode ini, digunakan sebagai aplikasi, dapat membantu mencegah kematian bayi yang baru lahir. karena penyakit kuning parah di seluruh dunia,” kata Leung.
Penyakit kuning disebabkan oleh tingginya kadar senyawa kuning yang disebut bilirubin yang diproduksi selama kerusakan normal sel darah merah. Sebagian besar kasus tidak berbahaya, tetapi dalam beberapa kasus bentuk bilirubin neurotoksik dapat memasuki otak, yang menyebabkan kematian atau cacat seperti gangguan pendengaran, cerebral palsy dan gangguan kognitif.
Bayi baru lahir yang diduga menderita penyakit kuning dapat diberikan tes darah di rumah sakit, tetapi kondisinya kadang-kadang hanya terjadi beberapa hari setelah kelahiran begitu anak dibawa pulang.
Dalam studi saat ini, foto smartphone diambil dari 37 bayi yang baru lahir yang telah dirujuk untuk tes darah. Gambar diproses untuk menghilangkan distorsi dari cahaya latar belakang dan kekuningan mata dikuantifikasi untuk memprediksi kadar bilirubin.
Prediksi itu kemudian dibandingkan dengan hasil tes darah, dengan algoritma mengidentifikasi dengan benar semua kasus yang biasanya memerlukan perawatan.
Aplikasi ini juga 60% berhasil mengidentifikasi kasus yang tidak memerlukan perawatan. Tingkat keberhasilannya sebanding dengan bilirubinometer transkutaneous – alat genggam yang harganya mencapai US$ 6.000 dan direkomendasikan untuk digunakan oleh bidan.
Metode ini sekarang sedang diuji dalam uji coba yang lebih besar yang melibatkan lebih dari 500 bayi di Ghana.