Bagi para pengidap komorbid, diingatkan agar lebih waspada. Sebab jika sampai terpapar varian Kappa, kemungkinan besar akan mengalami gejala Covis-19 serius.
JERNIH-Setelah dihebohkan dengan Corona varian Delta, kini Indonesia kembali heboh dengan masuknya Corona varian Kappa.
Data Lembaga Biologi Molekuler (LB) Eijkman, mengkonfirmasi, jika varian Kappa sudah ditemukan di Indonesia, satu di DKI Jakarta dan satu di Sumatera Selatan.
Pakar epidemiologi Universitas Griffith Australia Dicky Budiman menyebut varian Kappa saat ini juga tengah melanda Australia. Bahkan Dicky menyebut vaarian Kappa yang merupakan turunan B1617 ini dapat menular lebih cepat dalam hitungan detik.
“Iya itu berpapasan dengan orang langsung terinfeksi, cepat banget kurang dari waktu 10 detik itu seperti campak,” kata Dicky beberapa hari lalu.
Dicky bahkan membandingkan Campak dan Corona varian Kappa yang dianggap sama-sama infeksius atau mudah menular.
“Campak itu cepat banget, menularnya kan airborne disease juga angka reproduksinya, tapi masih tinggi campak ya mereka 18, tapi ini ya setidaknya 8 lah, artinya itu sama-sama begitu infeksius,” kata Dicky menjelaskan.
Bagi para pengidap komorbid, kata Dicky mengingatkan, agar lebih waspada. Dicky bahkan mewanti-wanti mereka agar jangan sampai terpapar varian Kappa. Sebab jika sampai terpapar varian Kappa, kemungkinan besar akan mengalami gejala Covis-19 serius.
“Kemudian juga potensi akan terjadinya orang-orang dengan komorbid bergejala parah juga akan lebih besar,”.
Menurut Dicky, varian Kappa memiliki potensi karakteristik yang mirip dengan varian Delta B1617.2.
Mengingat varian Kappa sangat mudah menular maka Dicky mengingatkan dampaknya bagi fasilitas dan tenaga kesehatan.
“Gejala sejauh ini tidak terlalu signifikan, perbedaan gejala, tapi yang jelas ketika satu varian itu lebih cepat menular maka beban fasilitas kesehatan lebih besar,” kata Dicky lebih lanjut.
Varian Kappa pertama kali terdeteksi di India dengan lebih dari 3.500 kasus dari 30.000 sampel yang dikirimkan ke lembaga genom virus dunia, GISAID.
Setelah India, Kappa kemudian ditemukan di Inggris, Amerika Serikat, Kanada, Israel dan kini Indonesia. (tvl)