Jakarta – Sebelum ada keharusan bekerja dari rumah, Anda mungkin menganggap bekerja dari rumah tidak terlalu membuat stres malah kan lebih bebas dan leluasas. Mengapa tidak? Anda tidak perlu menempuh perjalanan panjang untuk bekerja, tinggal dekat dengan anak-anak, dan jauh dari rekan kerja yang menyebalkan.
Tetapi apakah Anda merasakan hal berbeda karena harus menjalani masa bekerja dari rumah lebih lama? Anda terhubung ke layar laptop atau komputer sepanjang hari, suasana yang lama-lama membosankan, menjadi tantangan selanjutnya.
Apalagi dengan sekolah dan tempat penitipan anak yang terpaksa ditutup, anak-anak tinggal di rumah dan orang tua tidak dapat lagi dapat mengandalkan bantuan dari kakek-nenek atau penitipan anak. Di tengah semua kekacauan ini, para guru membebani orang tua dengan tugas sekolah anak-anak dan menuntut agar anak-anak diberikan ruang belajar khusus untuk kelas online.
Apa yang bisa kita lakukan?
Kerja jarak jauh semacam ini adalah hal baru dan membuat semua cemas dan gelisah. Menurut Sana Rubiyana, psikolog konseling, Rumah Sakit Fortis LaFemme, Bangalore seperti dikutip dari Times of India mengatakan, “Para profesional yang bekerja menghabiskan banyak waktu di layar untuk pekerjaan kantor mereka yang mengarah pada tekanan tambahan, penting untuk menjaga jadwal untuk setiap hari, memprioritaskan tugas adalah kunci.
Tugas-tugas yang sangat penting dan segera harus diselesaikan terlebih dahulu. Istirahat dari layar harus dilakukan setelah setiap tugas. Selama istirahat ini, Anda dapat memperlakukan atau memberi penghargaan pada diri sendiri. Melakukan aktivitas fisik atau berolahraga di rumah selama setidaknya 20 menit harus diberi prioritas.
Berikut ini ringkasan singkat dan daftar tindakan
1) Sikap optimis.
Anda tidak dapat mengharapkan diri Anda menjadi produktif dan teratur dengan anak-anak di sekitarnya. Jadi, biarkan dirimu berkah. Kedua, beri tahu rekan-rekan Anda bahwa Anda mungkin bekerja pada jam-jam aneh untuk menebus kapasitas yang berkurang sepanjang hari. Terakhir, jika anak-anak Anda cukup umur, beri tahu mereka bahwa mereka tidak boleh mengganggu jam kerja Anda.
2) Bagi tugas dengan pasangan.
Penting untuk merencanakan hari ke depan – siapa yang akan memasak, siapa yang akan memberi makan anak-anak, yang akan mencuci piring, untuk memastikan bahwa pekerjaan dibagi dan mudah untuk mengantisipasi beban kerja hari itu.
3) Buat rutinitas.
Coba bangun lebih awal. Lakukan tugas-tugas pagi, memandikan anak-anak, memasak, menyediakan makan dan memberi mereka buku puzzle atau buku mewarnai, hingga memberikan waktu bermain. Beri mereka waktu untuk membuka gadget atau komputer, karena Anda tidak akan memenangkan maraton pengasuhan anak dengan bersikap keras. Bisa juga memberikan anak pilihan menonton saluran sejarah, konten yang membantu mereka memahami dunia sekitar. Bisa juga mereka mendengarkan podcast dan ebook gratis.
4) Persiapan makan.
Sebelum tidur setiap malam, lakukan perencanaan pada tingkat tertentu untuk makanan dan camilan hari berikutnya. Itu akan membantu Anda tidak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memasak dan merencanakan makanan.
5) Berolahraga.
Ini penting bagi Anda dan juga anak Anda. Putar beberapa video latihan untuk anak-anak di layar dan biarkan anak-anak Anda melompat, bergoyang dan membakar energi. Bergabunglah dengan mereka untuk menjadikannya menyenangkan. Ini akan melepaskan hormon bahagia dan membuat Anda senang juga! [Zin]