Syukuri apa yang ada, jadikan hidup ini anugerah, kata The Massive
JAKARTA—Boleh jadi, Anda seorang yang gigih dan yakin bahwa dalam bencana virus Corona di Indonesia, lockdown alias mengunci seluruh akses masuk maupun keluar dari dan ke wilayah yang kita tinggali, tak perlu dilakukan. Tapi baik mau anti atau pendukung lockdown, Anda harus tahu apa yang mesti dilakukan manakala hal yang tak menyenangkan itu terjadi. Tak lucu jika Anda ditampol orang manakala masih mengajak orang berdebat di kala hal itu sudah resmi diberlakukan.
Berikut beberapa tips untuk bertahan dan sukses menjadi penyintas.
1. Siapkan hal-hal penting
Kekurangan masker sudah terjadi di banyak negara, meski beberapa pabrik tetap berproduksi untuk memenuhi permintaan. Belilah masker, hand sanitizer, pemutih, dan sarung tangan— serta minimal satu bulan persediaan obat-obat paling diperlukan di rumah tangga. (Tidak jelas berapa banyak masker bisa membantu. Tetapi berkeliaran tanpa masker hanya akan menarik perhatian pihak aparat dan mendatangkan ketidaksukaan warga.) Sediakan juga obat penghilang rasa sakit dan dekongestan. Hindari obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, seperti prednison. Merokok dan minum memperburuk kemungkinan radang paru-paru; cobalah berhenti atau setidaknya bertahan sekuat Anda bisa.
Pengalaman di Cina, kekurangan makanan bukan merupakan masalah utama. Tetapi tidak ada salahnya menyimpan persediaan makanan yang tahan lama selama sebulan. Sup instan sangat direkomendasikan untuk variasi dan kemudahan persiapan jika sakit.
Air mungkin saja bukan persoalan, meski jangan lupa, sudah cukup lama kita tergantung kepada air mineral dalam gallon atau botol. Jadi, simpan air kemasan dalam gallon atau botol untuk sebulan. Buah dan sayuran segar seringkali merupakan hal yang paling sulit didapat, jadi belilah tablet vitamin, terutama pasokan vitamin C yang kuat.
2. Semua hal penting
Kekhawatiran kebanyakan orang di Cina adalah kehabisan makanan atau air — yang diprioritaskan oleh lembaga pemerintah. Tetapi yang terjadi justru kekurangan kebutuhan rumah tangga lainnya, terutama hal-hal seperti pasta gigi dan shampoo. Jika Anda memiliki hewan di rumah, makanan hewan peliharaan dan sisa-sisa sayuran segar menjadi penting.
Beberapa orang yang dikarantina menyebutkan bahwa ada kudapan yang benar-benar mereka rindukan—terutama bagi mereka yang sangat ketagihan kudapan tertentu. Maka sebelum terjadi, siapkan juga kudapan tersebut bila memungkinkan.
3. Jangan sampai terjebak
Lockdown di Cina telah membuat sekian juta orang—terutama yang tengah bepergian mengunjungi keluarga selama Tahun Baru Imlek, akhirnya terdampar selama berpekan-pekan jauh dari rumah sendiri. Beberapa pekerja migran kehilangan tempat tinggal, terjebak di tengah perjalanan ketika karantina dilakukan. Banyak orang terpaksa mengandalkan kemurahan hati teman atau orang asing.
Jadi, jangan sampai terjadi, Anda terjebak lockdown manakala tengah bepergian. Kurangi atau bahkan urungkan perjalanan yang tidak penting. Kalau pun memang harus, persiapkan kemungkinan terjebak di tempat orang selama berminggu-minggu lebih lama dari yang diperkirakan.Siapkan uang lebih banyak, tentu.
4. Persiapan finansial
Pemerintah Cina menekan perusahaan untuk tetap membayarkan gaji tatkala lockdown berjalan. Itu artinya mujur bagi para pekerja. Tapi bagaimana dengan mereka yang mencari penghasilan harian dari tenaga mereka?
Jadi untuk antisipasi, mulailah berpikir bagaimana sebulan tanpa atau dengan penghasilan yang berkurang, selain bersiaplah untuk memindahkan sebanyak mungkin kehidupan kerja Anda secara online.
5. Bangun rutinitas dan kehidupan online
Adam Robbins, seorang warga AS yang terkurung di Shenzhen manakala lockdown diberlakukan mengatakan, yang pertama kali ia rasakan adalah bingung, panik. Lalu merasa marah akibat bosan karena gerak yang sangat terbatas. Hanya rasa penerimaan yang kemudian membuatnya tenang, dan akhirnya mendapatkan semacam kenyamanan dengan rutinitas baru. Ia tertolong dengan kehidupan online, mulai dari obrolan WA, media social, situs-situs berita, game dan sebagainya.
Jika Anda memang dapat bekerja secara online, maka bekerjalah dan nikmati cara baru Anda dalam bekerja.
6. Bersiaplah untuk menikmati banyak waktu bersama anak-anak
Jika Anda punya anak, tegaskan dalam hati bahwa inilah berkah yang diberikan Tuhan bagi Anda. Anda yang selama ini sibuk bekerja hingga menjadikan anak Anda nomor keberapa dalam prioritas, bisa menikmati banyak waktu bersama.
Pikirkan itu sebagaiwaktu terbaik untuk mendidik mereka sesuai keinginan dan koridor idealitas Anda. Mungkin untuk tu Anda harus mempersiapkan sekian banyak permainan, bacaan atau apa pun. Yang penting, nikmati dan jadikan wakjtu itu sebagai saat-saat bahagia Anda bersama mereka.
Lyman Stone, seorang Amerika yang berurusan dengan anak-anak yang terjebak di rumah berkat lockdown di Hong Kong, memiliki saran yang sangat bagus.
“Rekomendasi utama: temukan sinar matahari. Jika Anda dapat meninggalkan gedung dan bermain di ruang bersama lakukanlah. Jika Anda bisa pergi ke taman, lakukan saja. Jika Anda hanya bisa duduk di balkon, lakukan itu. ” Dia juga merekomendasikan “pelajaran yang tidak biasa. Berikan anak-anak Anda pelajaran dalam hal-hal yang Anda sukai tetapi itu bukan kurikulum sekolah, seperti menyanyi atau memasak. [ ]