RT PCR dinilai sebagai tes yang memiliki akurasi paling tinggi dibanding tes lainnya.
JERNIH-Apakah anda termasuk orang yang bingung memahami dan membedakan berbagai test yang digunakan petugas laboratorium hingga Satgas COVID-19, untuk mendeteksi kemungkinan penularan virus Corona?.
Kita sering membaca berbagai istilah, nama dan jenis test untuk mendeteksi virus Corona, mulai dari Real Time ( RT) PCR, rapid test, hingga swab antigen, yang ternyata masing-masing memiliki tingkat akurasi yang berbeda. Namun, hingga saat ini RT PCR dinilai memiliki akurasi paling tinggi dibanding tes lainnya.
Dr Thyrza Laudamy Darmadi SpPK, spesialis patologi klinik dari RS Pondok Indah (RSPI) Bintaro Jaya menyebut, RT PCR mendeteksi materi genetik virus, sehingga membuat RT PCR memiliki akurasi tinggi mendeteksi COVID-19.
“Kalo dibandingkan PCR dan antigen, itu yang lebih baik adalah PCR, karena kenapa, karena si PCR itu mendeteksi dari materi genetiknya virus itu sedangkan kalo antigen nya ini hanya protein nya aja,” dr Thyrza .
Berikut jenis tes virus Corona dengan tingkat akurasinya, sebagaimana dikutip dari detikHealth, beberapa hari lalu.
1. RT PCR
RT PCR adalah singkatan dari Real Time Polymerase Chain Reaction. Pelaksanaan tes ini menggunakan lender yang diambil dari lendir hidung dan tenggorokan. Masyarakat mengenal test ini dengan sebutan lain yakni tes swab.
Menurut dr Thyrza, RT-PCR mendeteksi virus Corona dari materi genetik virus sehingga RT-PCR hasilnya memiliki tingkat akurasi yang paling tinggi.
2. Swab Antigen atau Rapid Swab
Test Antigen adalah jenis tes virus Corona dengan metode pengambilan sampel swab. Adapun cara kerja antigen adalah dengan mendeteksi protein nukleokapsid virus SARS CoV 2 penyebab COVID-19. Penggunaan test ini paling baik dilakukan pada minggu pertama (atau kurang dari tujuh hari), atau pada saat merasakan gejala awal.
3. CLIA (Chemi Luminescent Immuno Assay)
Test virus Corona jenis CLIAini juga dikenal sebagai tes serologi, yakni tes virus Corona dengan menggunakan mesin imunologi. Tes ini disebut-sebut lebih akurat dari pada rapid test antibodi. Angka ketidak akuratannya hanya dua persen, sementara rapid test, angka ketidak akuratannya sekitar 30-35 persen.
“Nah berdasarkan British Medical Journal itu akurasinya lebih tepat yang CLIA dibandingkan yang rapid, ini yang rapid ini false result nya bisa sekitar sampe 30-35 persen sedangkan kalau yang CLIA ini false resultnya 2 persen gitu, seperti itu,” kata dr Thyrza lebih lanjut.
4. Rapid test antibodi
Jenis tes paling sering digunakan msyarakat untuk deteksi awal virus Corona. Pelaksanaan test menggunakan teknik pengambilan darah, sementara hasil test cukup memerlukan waktu sekitar 15-30 menit. Kelemahan rapid test antibody ini adalah, memiliki tingkat akurasi yang rendah.
“Saya sering menemukan ketika dia di rapid ini hasilnya positif, namun ketika dikonfirmasi ke CLIA jadi non reaktif. Menurut saya rapid test banyak rancunya” kata dr Thyrza. (tvl)