JERNIH – Masyarakat saat ini dihadapkan dengan tekanan kehidupan yang beragam akibat pandemi Covid-19. Perubahan pola kehidupan masyarakat enjadi tantangan bagi masyarakat.
Sebelumnya masyarakat dapat beraktivitas normal, bekerja di kantor, namun kini banyak yang harus menjalani hidup sepenuhnya di rumah di mana urusan pekerjaan menjadi tidak terpisahkan dengan urusan domestik rumah tangga.
“Ketakutan akan tertular virus, terkena dampak ekonomi, kesulitan beradaptasi dengan pola kehidupan yang baru, hingga merasa kesepian. Laporan sementara ada sebanyak 14.619 individu yang dilaporkan telah mengakses layanan yang diberikan psikolog klinis baik dewasa dan anak-anak yang mengaku mengalami dampak akibat pandemi Covid-19,” kata Dr. Indria Laksmi Gamayanti, M.Si, Psikolog yang juga Ketua Ikatan Psikolog Klinis Indonesia, saat webinar AIA, baru-baru ini.
Ia memaparkan, sebanyak 57,6 persen masyarakat Indonesia yang melakukan swaperiksa oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), teridentifikasi memiliki gejala depresi akibat kondisi pandemi Covid-19. Ada empat masalah yang paling banyak ditemui saat pandemi yakni kesulitan belajar, kecemasan, stress, dan gangguan mood antara lain depresi karena takut tertular.
“Solusi sederhana dalam menanggulangi permasalahan mental adalah dengan berinteraksi dengan orang terdekat yang bisa dipercaya, untuk mengutarakan perasaan, sehingga beban yang ada dalam diri kita bisa terasa lebih ringan,” tambahnya.
Sementara itu, Presiden Direktur AIA Sainthan Satyamoorthy mengatakan, di tengah pandemi ini kesadaran masyarakat terhadap pentingnya asuransi mulai meningkat untuk itu dibutuhkan inovasi yang optimal agar asuransi dapat menjangkau seluas-luasnya masyarakat Indonesia.
“Sekaligus perlu juga memberikan pemahaman yang baik terhadap pentingnya manfaat proteksi,” kata Sainthan Satyamoorthy. [*]