“Penerapan green mining dalam koridor good mining practice, MIND ID melihat bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan Environmental, Social, and Governance (ESG) merupakan hal penting serta sebuah investasi dan akan berdampak positif pada pengelolaan korporasi, serta kesinambungan dan keberlanjutan,”kata Hendi Prio Santoso, direktur utama MIND ID
JERNIH–Sekarang ini, pemerintah terus mendorong pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan penerapan prinsip ekonomi hijau atau dikenal dengan Green Economy atau ekonomi hijau.
Green Economy merupakan suatu gagasan ekonomi yang memiliki tujuan demi meningkatkan kesejahteraan serta kesetaraan sosial di masyarakat, selain itu juga untuk mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.
Secara makna, Green Economy dapat diartikan sebagai sebuah prinsip perekonomian yang rendah atau tidak menghasilkan emisi karbon dioksida terhadap lingkungan, berkeadilan sosial serta hemat sumber daya.
Langkah Pemerintah Indonesia begitu serius dalam menyikapi transisi energi terutama dalam bidang energi baru terbarukan. Penerapan prinsip ekonomi hijau tak lepas dari transisi energi yang akan membuka peluang pertumbuhan ekonomi baru.
Sumber pertumbuhan baru ke depan akan muncul dari hilirisasi produksi tambang yang saat ini terus didorong oleh Pemerintah. Tak heran jika akhirnya topik ini menjadi salah satu agenda prioritas yang diangkat dalam Presidensi G20.
G20 merupakan forum internasional yang berfokus pada koordinasi kebijakan pada bidang ekonomi dan pembangunan. Merepresentasikan kekuatan ekonomi serta politik dunia, G20 merangkul anggota yang mencakup 80 persen PDB dunia, 60 persen populasi global, dan 75 persen ekspor global.
Banyak Industri harus berani menyesuaikan diri dan membentuk rencana, baik jangka panjang maupun menengah.
Dalam Industri Mineral dan Batubara (Minerba), Pemerintah menjawab tantangan tersebut, dengan membentuk Holding Industri Pertambangan yang ikut memainkan peran krusial dalam mendukung upaya penerapan ekonomi hijau di Indonesia.
Sebagai industri yang bergerak di bidang pertambangan, MIND ID, Mining Industry Indonesia, BUMN Holding Industri Pertambangan yang beranggotakan PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero), dan PT Timah Tbk turut mendukung target pemerintah Indonesia untuk bisa mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang. MIND ID telah memiliki beberapa siasat dalam upaya transisi energi.
Salah satunya adalah mendukung gerakan Pemerintah untuk melakukan terobosan dalam mempercepat pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional. Hal ini sejalan dengan tren dunia yang tengah bergerak ke arah penggunaan kendaraan yang hemat energi dan ramah lingkungan, demi menjalankan program reduksi karbon.
“Penerapan green mining dalam koridor good mining practice, MIND ID melihat bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan Environmental, Social, and Governance (ESG) merupakan hal penting serta sebuah investasi dan akan berdampak positif pada pengelolaan korporasi, serta kesinambungan dan keberlanjutan,”kata Hendi Prio Santoso, direktur utama MIND ID dalam keterangan tertulis.
MIND ID bersama dengan 7 BUMN lain sepakat menginisiasi Carbon Market yang dibuktikan dengan penandatanganan Letter of Intent (LOI) mengenai Proyek Pilot Perdagangan Karbon Kementerian BUMN Voluntary Carbon Market (KBUMN VCM) dan terus berkomitmen untuk mewujudkan program dekarbonisasi serta melakukan reduksi emisi karbon.
Sepanjang tahun 2021-2022, Holding Industri Tambang ini telah mengimplementasikan program-program carbon reduction dan carbon offset yang dapat mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) lebih dari 400 ribu ton C02e atau sebesar 28 persen dari target pengurangan emisi pada tahun 2030.
Pencapaian ini tidak lepas dari peran kinerja anggota MIND ID. Diantaranya, PT Antam Tbk tercatat berkontribusi reduksi karbon sebanyak 47 ribu ton CO2e dengan program unggulan reklamasi pasca tambang dan rehabilitasi aliran sungai.
PT Bukit Asam Tbk tercatat 256 ribu ton CO2e, dengan program unggulan yang berdampak signifikan pada pengurangan karbon melalui Reklamasi dan Reforestation.
Sementara, PT Inalum (Persero) menyumbang penurunan karbon sebesar 60 ribu ton CO2e, dengan melakukan pengurangan efek anoda pada pot optimization. Sedangkan, PT Timah Tbk menyumbang sebanyak 87 ribu ton CO2e, dengan mengubah penggunaan HSD menjadi biofuel (B30) serta carbon offset.
“Kami seluruh Grup Holding Industri Pertambangan telah menyiapkan dan terus mendorong program dekarbonisasi untuk jangka menengah dan jangka panjang. Pendekatan yang digunakan adalah circular economy yang berlandaskan prinsip good mining practice,” jelas Hendi.
“Harapannya ini dapat terus dimaksimalkan sehingga target NZE dapat terpenuhi pada tahun 2060.” [roso daras]