Site icon Jernih.co

Silicon Valley Bank Bangkrut, Lima Perusahan Besar Terdampak Parah

Sebanyak 89 persen simpanan di SVB senilai US$175,4 miliar tidak diasuransikan pada akhir 2022. Ada setidaknya lima perusahaan besar yang kemungkinan bisa terkena imbas bangkrutnya SVB.

JERNIH – Silicon Valley Bank (SVB) bangkrut. Beberapa perusahaan besar bakal ikut terdampak bahkan bisa mengalami kerugian terutama perusahaan startup atau rintisan. SVB selama ini dikenal sebagai bank spesialis dalam pembiayaan startup.

Kolapsnya bank pemberi modal startup itu diumumkan pada Jumat (10/3/2023) pagi waktu AS usai 48 jam mengalami krisis modal. Regulator California akhirnya menutup bank ini dan menempatkannya di bawah kendali Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebagai pihak yang melikuidasi aset-aset bank untuk membayar dana nasabah.

SVB merupakan bank spesialis dalam pembiayaan startup dan telah menjadi bank terbesar ke-16 di AS berdasarkan aset. Pada akhir 2022, SVB memiliki aset sebesar US$209 miliar atau sekitar Rp3.232 triliun dan deposito US$175,4 miliar setara dengan Rp2.712 triliun.

Namun menurut FDIC, sebanyak 89 persen simpanan di SVB senilai US$175,4 miliar tidak diasuransikan pada akhir 2022. Nasib dana ini akan ditentukan kemudian. Ada setidaknya lima perusahaan besar yang kemungkinan bisa terkena imbas bangkrutnya SVB, mengutip  CNN:

1. Vox Media

Vox Media adalah perusahaan induk The Verge, portal berita teknologi populer yang berbasis di AS. The New York Times melaporkan bahwa Vox Media memiliki sejumlah besar uang kas operasionalnya di SVB.

Salah satu pegawai di Vox Media menceritakan kartu kredit Vox Media yang dikeluarkan SVB telah berhenti bekerja pada hari Jumat. Para pegawai juga mengklaim perusahaan tidak mengharapkan adanya gangguan terhadap bisnisnya, termasuk penggajian kepada karyawan.

Penske Media, pemegang saham terbesar Vox Media, mengatakan dalam sebuah pernyataan resmi, pihaknya siap jika perusahaan membutuhkan modal tambahan tetapi menambahkan tidak ada masalah untuk saat ini.

2. Roblox

Platform game online Roblox juga terpengaruh penutupan SVB oleh regulator. Menurut Forbes, Roblox Corporation memegang 5 persen dari US$3 miliar atau setara Rp46 triliun dalam bentuk tunai di bank. Namun, menurut sumber perusahaan video game tersebut mengatakan, keruntuhan SVB tidak akan berdampak besar pada operasional perusahaan.

3. Unity

Unity Technologies, developer teknologi video game asal AS yang dikenal dengan mesin video game-nya, Unity, mengungkap kepada pihak berwenang bahwa SVB memegang kurang dari 5 persen kas perusahaan. Namun, Unity Technologies dengan cepat memberi tahu unit bisnisnya, untuk segera memperbarui lembaga pembayaran dari SVB ke bank lain sebelum 20 Maret 2023, guna menghindari keterlambatan pembayaran.

4. Roku

Roku adalah perusahaan AS yang memberikan layanan siaran Roku TV. Perusahaan itu juga bergerak di penjualan perangkat media digital perangkat dan layanan merilis konten media streaming. Perusahaan melaporkan sebanyak US$ 87 juta uang kasnya berada di dalam SVB, yang merupakan 26 persen dari aset perusahaan.

Yang lebih mengkhawatirkan adalah simpanan Roku di SVB sebagian besar tidak diasuransikan. Saat ini, Roku tidak mengetahui sejauh mana perusahaan dapat memulihkan kas yang disimpan di SVB.

5. Circle

Circle merupakan perusahaan cryptocurrency asal AS pemilik stablecoin USDC. Perusahaan memiliki investasi besar-besaran sebesar US$3,3 miliar atau setara Rp51 triliun dengan SVB. Perusahaan mengungkapkan dalam sebuah cuitan di Twitter bahwa nilai investasi itu sekitar 8 persen dari total US$40 miliar atau setara Rp 619 triliun milik perusahaan.

“Seperti pelanggan dan deposan lain yang mengandalkan SVB untuk layanan perbankan, Circle bergabung dengan SVB untuk kelangsungan bank dalam ekonomi AS dan akan mengikuti panduan yang diberikan oleh regulator negara bagian dan Federal,” kata Circle.

Exit mobile version