Site icon Jernih.co

Sulit Bagi Indonesia Keluar Dari Status Middle Income Country

Faisal Basri

Soalnya, neraca perdagangan Indonesia makin hari makin bertambah buruk. Misalnya, di tahun 1930 lalu negeri ini merupakan eksportir gula terbesar kedua di dunia. Dan kini, tercatat sebagai importir terbesar pada komoditas itu. Dan status sebagai importir terbesar inilah yang membuat Indonesia bakal terjebak di wilayah negara berpenghasilan menengah ke bawah.

JERNIH-Deputi Bidang Ekonomi Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Amalia Adininggar Widyasanti pernah mengatakan kalau Indonesia bakal keluar dari status middle income country dalam waktu dua tahun sejak pandemi pada 2020. Artinya, pada tahun 2022 republik ini bisa kembali menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas.

Pemerintah menurut Amalia, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tembus di angka 5,2 sampai 5,5 persen di tahun 2022. Lebih jauh lagi, hal itu dituangkan dalam Peraturan Presiden nomor 115 tahun 2021 tentang pemutakhiran rencana kerja pemerintah tahun 2022.

Anjloknya posisi Indonesia dengan kembali ke posisi sebagai negara berpenghasilan menengah ke bawah, lantaran pada pandemi 2020 lalu, pertumbuhan ekonomi ambrol cukup dalam. Namun dengan proyeksi tersebut, Bappenas mewakili Pemerintah yakin betul kalau Indonesia bisa keluar dari krisis pandemi dalam waktu dua tahun.

Menanggapi hal tersebut, ekonom senior Faisal Basri menilai kalau Indonesia menjadi salah satu negara paling lama menyandang gelar sebagai berpenghasilan rendah atau miskin. Soalnya, status itu sudah disandang sejak tahun 1945 sampai 2003 atau selama 58 tahun.

Sementara negara lain, relatif cepat dan membutuhkan waktu tak sampai setengah dari 58 tahun.

“Indonesia baru keluar dari low income country itu 2004,” kata Faisal dalam webinar Wacana Penundaan Pemilu, pada Rabu (2/3).

Salah satu yang menyebabkan Indonesia sulit sekali keluar dari status itu, menurut Faisal lantaran proses politik yang cukup lama.

Soekarno, memimpin Indonesia selama 22 tahun. Sedangkan Soeharto, 32 tahun. Dan peristiwa lama itulah yang membuat Indonesia berada di kelas low income country sejak 1945 sampai 2003. Dan kini, berada di posisi berpenghasilan menengah ke bawah.

Meski Bappenas menargetkan Indonesia bisa menyabet gelar negara berpenghasilan tinggi pada tahun 2043 mendatang, Faisal meragukan hal itu bisa terwujud.

“Itu sudah dekat 2045, dengan bisnis as usual maka hampir dipastikan Indonesia gagal menjadi high income pada ulang tahun emas nya 2045,” ujar Faisal.

Soalnya, neraca perdagangan Indonesia makin hari makin bertambah buruk. Misalnya, di tahun 1930 lalu negeri ini merupakan eksportir gula terbesar kedua di dunia. Dan kini, tercatat sebagai importir terbesar pada komoditas itu. Dan status sebagai importir terbesar inilah yang membuat Indonesia bakal terjebak di wilayah negara berpenghasilan menengah ke bawah.[]

Exit mobile version