Ada kalanya kondisi trauma dapat menyebabkan merasa dalam bahaya, hanya dengan mengingat suatu hal dari pengalaman tersebut. Kemudian timbul emosi dalam bentuk stres, kekhawatiran, ketegangan, dan ketakutan, di sekujur tubuh.
JERNIH – Setiap orang sering memiliki pengalaman buruk di masa lalu dan menjadi trauma yang terus membayangi seperti hantu. Misalnya dikecewakan pasangan, kecelakaan atau peristiwa lainnya yang masih membekas. Anda tak boleh membiarkan trauma terus menghantui.
Lambat laun, trauma seperti ini akan mengganggu kesehatan mental Anda. Bagaimana menghapus trauma? Kan sulit melupakan si dia atau peristiwa menyakitkan di masa lalu?
Pengalaman buruk dan trauma ini disebut dengan gangguan stress pasca-trauma atau yang lebih dikenal dengan PTSD (post-traumatic stress disorder). Ini merupakan gangguan kesehatan mental yang cukup serius, diakibatkan oleh suatu kejadian yang menyebabkan seseorang trauma.
Ada kalanya kondisi trauma dapat menyebabkan ia merasa dalam bahaya, hanya dengan mengingat suatu hal dari pengalaman tersebut. Kemudian timbul emosi yang memiliki efek fisik dalam bentuk stres, kekhawatiran, ketegangan, dan ketakutan, di sekujur tubuh.
Bright Side mengungkapkan beberapa tips yang bisa Anda lakukan untuk menghapus trauma. Bagaimana dengan trauma putus cinta? Ya silakan Anda mencobanya.
1. Kurangi bicara dan jeda
Saat mengobrol dengan seseorang yang bisa membuat Anda merasa emosional, cobalah untuk membuat jeda. Anda perlu waktu untuk “menenangkan diri” dan memikirkan apa yang Anda katakan. Dengan cara ini, akan lebih sedikit hal yang dikatakan yang kemudian Anda sesali. Dan, pada akhirnya, kemarahan dan kejengkelan Anda akan hilang.
2. Tunggu dan lihat apa yang akan terjadi
Kita sering merasa perlu bereaksi terhadap suatu situasi, apa yang dikatakan, atau tindakan seseorang segera. Dalam melakukannya, kita sering membuat keputusan yang terburu-buru. Psikolog menyarankan bahwa jauh lebih baik untuk tidak terburu-buru, dan memberi diri Anda waktu untuk berpikir. Lihat apa yang terjadi selanjutnya tanpa mencoba membentuk situasinya sendiri.
3. Berhenti mencari siapa yang harus disalahkan
Terus-menerus menganalisis masa lalu untuk mencari kesalahan, termasuk mencari cara untuk menyalahkan diri sendiri, jarang menghasilkan hasil yang positif. Biasanya terjadi bahwa sejumlah faktor mengarah pada hasil yang Anda alami sekarang. Semuanya bertindak seperti kartu domino dengan satu hal mengarah ke yang lain. Menghapus trauma bisa dengan menerima saja apa yang terjadi, terjadilah. Yang penting sekarang adalah menemukan solusi.
4. Jangan mencoba merayapi kepala orang lain
Tanyakan pada diri Anda, jika orang lain mencoba memahami apa yang Anda pikirkan dan apa motivasi Anda? Apakah mereka akan membuat kesimpulan yang tepat? Kemungkinan besar mereka tidak akan memiliki ide sedikit pun tentang apa yang sebenarnya ada di kepala Anda.
Aturan yang sama berlaku dalam kaitannya dengan orang lain. Ada kemungkinan besar bahwa Anda sendiri akan mencapai kesimpulan yang salah tentang mereka dan, dalam melakukannya, Anda hanya membuang-buang waktu.
5. Prioritaskan masalah terbesar
Terlepas dari apa yang terjadi pada Anda, masalah terbesar sebagian besar dari kita adalah menghadapi kemarahan kita. Ini meredam semua emosi lain dan membuat resolusi masalah Anda tidak terlihat. Cobalah untuk memadamkan amarah Anda dengan meditasi, jalan-jalan jauh, atau latihan fisik. Atau memang ada aktivitas yang membantu Anda menenangkan diri.
6. Mengembangkan keterampilan baru dan berolahraga
Ketika otak Anda beralih untuk mempelajari sesuatu yang baru, jumlah pikiran negatif di kepala Anda secara bertahap berkurang menjadi nol. Setiap kali kita mengasimilasi proses baru ke dalam ide dan pengalaman, kita berkonsentrasi padanya sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak berpikir. Aturan yang sama berlaku saat kita melakukan aktivitas fisik.
7. Tuliskan hal negatif di kertas dan hancurkan
Penelitian telah menunjukkan bahwa menguraikan semua pikiran tidak bahagia kita di atas kertas dan kemudian menghancurkannya dapat membantu kita mengurangi tingkat stres dan ketegangan yang kita rasakan akibat pikiran semacam itu. Proses menuliskan berbagai hal juga memungkinkan Anda untuk lebih memahami perasaan Anda sendiri daripada dengan hanya mencatatnya dalam pikiran.
8. Pikiran Anda bukanlah fakta
Realitas dan pikiran di kepala Anda bukanlah hal yang sama. Emosi kita memiliki efek fisik pada kita dalam bentuk stres, kekhawatiran, ketegangan, dan ketakutan, yang kita rasakan di sekujur tubuh kita. Ini menuntun kita untuk menafsirkan pikiran sebagai fakta. Tetapi pikirkanlah secara objektif dan Anda akan menyadari bahwa ini bukanlah masalahnya karena keduanya adalah hal yang terpisah.
9. Jadikan pengalaman
Pikirkan tentang pelajaran dari hubungan Anda sebelumnya, dan cobalah untuk melihatnya sebagai pengalaman yang tak ternilai untuk masa depan. Jika Anda bisa memahami apa arti hubungan ini, maka akan lebih mudah untuk berhenti setelahnya. Setiap kegagalan adalah kesempatan untuk mengoreksi berbagai hal dan memastikan Anda berkembang sebagai pribadi dengan cara yang positif di masa depan.
10. Jangan berulang lagi
Ketika kita memikirkan masa lalu, kita sering membayangkan apa yang bisa kita katakan atau lakukan secara berbeda untuk menghindari hal-hal buruk yang terjadi. Tetapi ini tidak berbeda dengan mencoba mengubah apa yang terjadi seribu tahun yang lalu yang itu tidak mungkin.
11. Pikirkan sesuatu yang baru
Isi pikiran Anda dengan pemikiran alternatif. Ini bisa membantu menghapus trauma. Psikolog berpendapat bahwa ide positif yang kuat dapat membantu Anda keluar dari jalur pikiran negatif yang tak ada habisnya. Bayangkan diri Anda melakukan sesuatu yang baru dan mengasyikkan atau benar-benar merencanakan sesuatu yang menyenangkan untuk beberapa hari mendatang. [*]