Jakarta – Virus corona (Covid-19 bisa menyerang dengan cepat kepada pasien yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid karena bisa menginfeksi lebih dahsyat. Lantas bagaimana bisa terjadi infeksi begitu cepat?
Virus yang dikenal dengan nama Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) ini ada di Indonesia dengan tingkat kematiannya di Indonesia cukup tinggi dibandingkan di Wuhan, China. Bisa dilihat di Indonesia mencapai tingkat kematian 8,9 persen.
Penyakit penyerta atau komorbid merupakan kondisi gangguan medis kronis yang sudah ada sejak lama di dalam diri seseorang, bukan penyakit yang tiba-tiba muncul. Penyakit tersebut antara lain, diabetes, hypertension, penyakit saluran pernafasan atau penyakit paru-paru obstruktif kronis, penyakit kardiovaskulr, penyakit ginjal, keganasan, serta obesitas.
“Penyakit yang pelan-pelan ngikut terus, dia akan ngintil terus ke mana kita pergi,” kata DR med. Dr. Maya Surjadjaja M Gizi, SpGK, International Anti Aging Fellowship Clinical Nutrition Specialist, saat webinar di Jakarta, kemarin.
Masih menurut Maya, penyakit penyerta tersebut memang tidak menular, tetapi penyakit termasuk kronis. Tetapi meski tidak menular, penyakit ini bisa membuat penderitanya cepat terinfeksi covid-19.
“Kita liat di Wuhan yang pertama kali terkena dampak covid-19,, 20 – 51 persen mempunyai satu penyakit penyerta, yang paling sering ditemui ada dua, adalah diabetes ada sekitar 10 – 20 persen, dan penyakit kardiovaskular mencapai 7 – 40 persen,” tambahnya.
Bagaimana kondisi pasien dengan penyakit penyerta atau komorbid? Maya menjelaskan, seseorang yang memiliki penyakit komorbid keadaan tubuhnya menjadi low-grade chronic systemic inflammation. Artinya, jadi peradangannya tidak meradang, seperti merah, bengkak, panas, nyeri, tidak seperti itu. Jadi dia silent inflammation. Menjadi stroke itu butuh waktu lama.
“Tetapi, reaksi terhadap respon peradangan lebih kuat. Jadi ketika virusnya (covid-19) masuk dia cepat sekali reaksinya. Istilahnya dia sensi banget. Akhirnya menjadi badai, sindrom badai sitokin, badai badai sitokin. Itulah mengapa diperlukan masuk ICU, menggunakan ventilator dan dapat berujung kepada kematian,” tegas Maya.
Mengapa orangtua perlu kita jaga? Karena pada orangtua, imunitasnya lebih rentan. Orangtua menjadi sosok yang rentan dan kronik inflamasi. Fungsi metabolismenya menurut. “Jangankan covid-19, misalnya demam berdarah, chikungunya, typhus, yang sering menjadi bingung kita mirip mirip dengan covid-19 gejalanya sama. Angka kematian sangat tinggi mencapai 48,1 persen untuk penyakit penyerta yang terserang covid-19, banyak studi lain angka kematian lebih tinggi sampai 80 persen,” tambah Maya. [*]