Site icon Jernih.co

Prof Faisal Afiff; Guru Besar, Aktivis HMI dan Pembangun Masjid UNPAD, Meninggal Dunia

Alm Prof Dr Faisal Afiff (berdasi) bersama salah seorang (mantan) mahasiswa beliau.

Faisal muda pun seorang aktivis kelas berat. Selama gonjang-ganjing kehidupan ekonomi dan social yang dialami rakyat kecil di masa pemerintahan Orde Lama, Faisal tercatat sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berani tampil di garda depan. Tidak hanya itu, manakala agama saat itu diupayakan terpinggirkan, Faisal termasuk aktivis muda yang memelopori terwujudnya Masjid Universitas Padjadjaran di kampus Dipati Ukur.

JERNIH—Ahad pagi, sekitar pukul 08.48, Prof Dr Faisal Afiff, guru besar ilmu manajemen Universitas Padjadjaran, meninggalkan kita semua setelah dirawat beberapa lama di Rumah Sakit Santo Boromeus, dan RS Advent, Bandung. Almarhum berpulang pada usia 82 tahun.

Lahir di Cirebon pada 9 November 1939, alm Faisal Afiff terpaut sembilan tahun dengan kakak kandungnya, Prof Dr Saleh Afiff, menteri koordinator Bidang Ekonomi dan Keuangan Indonesia pada Kabinet Pembangunan VI  dan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara merangkap wakil ketua Bappenas pada Kabinet Pembangunan V.

Selepas mendapatkan ‘idjazah’ Sekolah Rakjat pada 1952, Faisal melanjutkan studi di Sekolah Menengah Umum Tingkat Pertama Cirebon, bagian sastra dan sosial. Saat itu sejak SMP telah ada semacam pembagian jurusan. ‘Idjazah’ Sekolah Menengah Umum Tingkat diperoleh Faisal muda pada tahun 1958, untuk “Bagian Ekonomi, Kemasjarakatan dan Kehukuman”.

Melanjutkan pendidikan ke Universitas Padjadjaran, Faisal mendapatkan ‘idjazah sardjana muda Djurusan Ekonomi Perusahaan’ pada Agustus 1962. Sarjana penuh sebagai ‘sardjana djurusan Ekonomi Perusahaan’ baru diraih Faisal pada September 1968.

Semua itu karena selain kuliah, Faisal muda pun seorang aktivis kelas berat. Selama gonjang-ganjing kehidupan ekonomi dan social yang dialami rakyat kecil di masa pemerintahan Orde Lama, Faisal tercatat sebagai aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang berani tampil di garda depan. Tidak hanya itu, manakala agama saat itu diupayakan terpinggirkan, Faisal termasuk aktivis muda yang memelopori terwujudnya Masjid Universitas Padjadjaran di kampus Dipati Ukur.

Setelah pergantian kekuasaan kepada Orde Baru, Faisal melanjutkan pendidikan. Manajemen menjadi pilihannya di Faculteit der Economische Wettenschappen, Rijksuniversiteit Gent, Belgia. Pada 7 Juli 1975, ia mendapatkan gelar master, yakni Speciale Licentie in de Marketing en Distributie (spesialis dalam Ilmu Marketing dan Distribusi). Empat tahun kemudian, dari universitas yang sama Faisal meraih Doctor in de Economische Wettenschappen, tepatnya pada 8 Juni 1979.

Setelah kembali ke UNPAD dan mengajar di almamaternya itu, Faisal kerap mengikuti aneka seminar, terutama yang berkaitan dengan manajemen. Tak hanya di dalam negeri, Faisal gigih menularkan dan bertukar ilmu di kota-kota dunia, seperti Kuala Lumpur, Penang, Manila, Bangkok, Sonju (Korea) Paris, Brussel, dan sebagainya.

Usia yang tak lagi muda tak mmbatasi Faisal untuk terus belajar. Pada 1997, ia menyelesaikan studi post-doktoral di University of Tuebingen, Republik Federasi Jerman.

Setelah itulah, tampaknya, Faisal juga mencurahkan minat dan kepeduliannya pada usaha kecil-menengah (SME). Kepedulian akan hal tersebut ditegaskannya dengan menjadi narasumber pada beberapa seminar dan konferensi tentang UMKM (SME), antara lain, di Athena, Yunani dan Bangkok, Thailand.

Meski demikian, kiprahnya di bidang ilmu manajemen tak juga ia abaikan. Selain menjadi anggota aktif Ikatan Forum Pemasaran Indonesia (IMAF), Faisal sempat menjadi vice president, Asian Academy of Management (AAM),  yang berpusat di Malaysia.

Selain membaktikan ilmu dengan bekerja di Fakultas Ekonomi UNPAD, almarhum Faisal Afiff juga (pernah) bekerja di IKOPIN (sebagai dekan pada 1984/85 dan 1993/94), tenaga akademik pada Program Pascasarjana di UNPAD, UNPAR, UNPAS, Universitas Widyatama, Universitas Langlang Buana, Universitas Siliwangi, Unisba, Unika Atma Djaya, dan hingga akhir hayat di Binus University. Pada 1997-98 faisal pernah belerja sebagai anggota Tim Ahli Badan Pekerja MPR.

Selain sekian banyak artikel di surat-surat kabar dan majalah, Faisal juga menulis banyak buku seputar distribusi, UMKM, kewirausahaan dan koperasi. Salah satu yang hingga hari ini masih bisa kita beli melalui situs penjualan online adalah “Melacak Pemikiran Strategik Pemecahan Masalah di Indonesia“, Penerbit Paramadina, 2003”, “Meretas Pemikiran Strategik” yang juga dijual di Thailand dan Filipina,  serta “ The Strategic Thought Bag”.

Selamat menempuh perjalanan panjang kembali ke Kampung Halaman, Prof Faisal! Allahummaghfirlahu, warhamhu waafihi wafu’anhu. [ ]

Exit mobile version