Sama dengan yang terpapar Covid-19, mereka yang terpapar radikalisme yakni tidak memiliki tanda-tanda dan sikap tertentu.
JERNIH-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komisaris Jenderal Boy Rafli Amar, dalam dialog kebangsaan di Pondok Pesantren Nurul Falah, Banten, menyebut bahaya paham radikal mempunyai kesamaan dengan virus Covid-19.
Ia menyebut jika mereka yang terpapar Covid-19, sama dengan mereka yang terpapar radikalisme yakni tidak memiliki tanda-tanda dan sikap tertentu.
“Paham radikal terorisme sebagai virus yang berbahaya layaknya Covid-19,” kata Boy beberapa waktu lalu.
Namun bahaya radikalisme di Indonesia lebih banyak menyasar kalompok generasi muda.
“Kalau masyarakat, anak muda Indonesia tidak kuat aspek ideologinya, banyak anak muda akan terpapar” kata Boy lebih lanjut.
Dalam mencegah virus radikal terorisme, nilai-nilai kebangsaan yang ada dalam empat konsensus kebangsaan yaitu UUD 1945, Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika,, dan NKRI harus terus digelorakan terutama dalam ruang dialog kebangsaan.
“Masalah kebangsaan ini pekerjaan rumah tugas kita sepanjang negara berdiri. Indonesia merupakan negara kebangsaan, nation state. Beraneka ragam berkumpul jadi satu, NKRI. Mari kita selalu menjaga kerukunan dan harmoni ini,” kata Boy.
Boy mengingatkan, generasi muda harus mendapatkan perhatian serius dalam pencegahan paham radikal terorisme. Pasalnya, saat ini banyak konten propaganda paham radikal yang secara masif muncul di media sosial saat ini.
“Anak muda Indonesia sebagai mayoritas pengguna media sosial harus dilindungi agar tidak terpengaruh paham radikal,” ucap eks Kapolda Papua itu.
Wakil Gubernur Banten, Andika Hazrumy yang hadir dalam kegiatan itu mendukung penuh kegiatan BNPT. Ia bahkan siap bekerja sama dengan BNPT dalam rangka peningkatan literasi digital untuk masyarakat Banten agar tidak mudah terpapar paham radikal.
“Masyarakat terus harus dikasih tahu bahaya paham radikal. Paham radikal sudah masuk ke semua sendi-sendi kehidupan. Paham radikal masuk ke ranah digital. Kita mendukung literasi digital,”.
Sementara Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Yahya yang juga Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), mendukung kegiatan BNPT dalam merawat persatuan dan kerukunan bangsa sebagaimana leluhur bangsa Indonesia telah mewariskan semangat persatuan dan kesatuan.
“Alhamdulillah BNPT menjaga generasi muda. Keukhuwahan, persatuan dan kesatuan sudah diwariskan bahkan sejak zaman para Walisongo. Jangan kita sampai mengecewakan warisan leluhur bangsa kita untuk terus bersatu,” kata Habib Luthfi yang juga menjabat Ketua Kelompok Ahli BNPT. (tvl)