Site icon Jernih.co

Kabareskrim Polri, Mantan Ajudan Presiden yang Masuk Bursa Calon Kapolri

Kedekatan Sigit denga Jokowi karena pernah bertugas menjadi ajudan presiden pada 2014-2016.

JERNIH-Salah satu perwira tinggi polisi yang masuk bursa calon Kapolri menggantikan Jenderal Idham Azis adalah Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo. Namanya diperhitungkan untuk menggantikan Idham yang akan memasuki pensiun Januari 2021 mendatang.

Sigit lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 dan menjadi perwira jebolan Akademi Kepolisian (Akpol) 1991. Ia disebut dekat dengan Presiden Jokowi, karena Sigit pernah bertugas menjadi ajudan presiden pada 2014-2016.

Paska menjadi ajudan Presiden Jokowi, ia mendapat promosi jabatan sebagai Kapolda Banten dan menyandang pangkat bintang satu. Sigit memimpin Polda Banten selama 2 tahun, yakni 5 Oktober 2016–13 Agustus 2018.

Selepas menjabat Kapolda Banten, Sigit menggantikan Irjen Martuani Sormin menjadi Kadiv Propam Polri. Martuani sendiri meninggalkan Propam untuk menjabat sebagai Kapolda Papua.

Selanjutnya Sigit resmi dilantik menjadi Kepala Bareskrim Polri pada Senin, 16 Desember 2019. Jabatan Kabareskrim sempat kosong selama 35 hari, sejak ditinggal Idham Azis yang dilantik menjadi Kapolri.

Sigit dilantik menjadi Kabareskrim berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/3229/XII/KEP./2019 tanggal 6 Desember 2019, diterangkan Kadiv Propam Polri Irjen Pol Listyo Sigit Prabowo menjadi Kabareskrim Polri dan bintang dipundaknya menjadi tiga.

Sebagai pejabat Bareskrim baru, jenderal bintang tiga itu mematok target kerja. Utamanya mengevaluasi reserse dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat.

Berbagai jabatan pernah diemban Sigit. Ia pernah menjabat sebagai Kapolres Pati (2009) dan tahun selanjutnya dimutasi menjadi Kepala Kepolisian Resor Sukoharjo (2010). Setelah itu, dia menduduki posisi Wakapoltabes Semarang, dan pernah menjadi Kapolres Solo.

Pada 2012, Sigit masuk ibukota dan menjabat Kasubdit II Dittipidum Bareskrim Polri, selanjutnya pada 2013, Sigit ditugaskan menjadi Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara (2013), namun pada 2014 setelah Jokowi menjadi Presiden, dia kembali ke Jakarta untuk mengemban tugas menjadi ajudannya pada 20 Oktober 2014 hingga 5 Oktober 2016.

Berbagai kasus besar berhasil diungkap anak buahnya selama ia menjabat Kepala Bareskrim Polri. Salah satu kasus yang menonjol adalah penangkapan buronan kasus korupsi pengalihan hak tagih atau cessie Bank Bali, Joko Soegiarto Tjandra alias Djoko Tjandra di Malaysia, beberapa waktu lalu.

Sigit memimpin langsung penangkapan Djoko Tjandra, sekaligus mengungkap sejumlah pihak yang terlibat. Termasuk diantaranya koleganya yakni Brigen Pol Prasedjo Utomo dan Irjen Pol Napoleon Bonarparte. Ia bahkan tak segan menetapkan koleganya itu sebagai tersangka.

Kasus besar lainnya adalah pengungkapan jaringan narkoba jenis sabu sebanyak 1,2 ton, 35.000 butir pil ekstasi dan 410 Kg ganja selama kurun waktu Mei-Juni 22020.

Barang bukti tersebut disita dari jaringan Iran-Timur Tengah yang ditangkap di 2 lokasi berbeda yakni di Serang, Banten dan Sukabumi, Jawa Barat. Dari hasil penangkapan tersebut, Tim Satgas Merah Putih berhasil mengamankan 7 orang tersangka.

Menurut Sigit, penuntasan berbagai kasus merupakan bentuk komitmen, transparansi di tubuh Polri. Terutama kasus Djoko Tjandra yang melibatkan 2 anggota polisi berpangkat jenderal. (tvl)

Exit mobile version