Ojol Kamtibmas merupakan bentuk nyata kolaborasi antara aparat keamanan dan masyarakat digital. Dengan memanfaatkan jaringan luas dan mobilitas tinggi para pengemudi ojol, Polri berhasil menghadirkan model keamanan partisipatif yang adaptif.
JERNIH – Program Ojol Kamtibmas menjadi salah satu inovasi terbaru yang digagas Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dalam menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Melalui program ini, Polri menggandeng komunitas pengemudi ojek online (ojol) untuk berperan aktif membantu kepolisian dalam memantau situasi keamanan di jalanan, khususnya di wilayah perkotaan seperti Jakarta dan sekitarnya.
Hingga Oktober 2025, tercatat hampir 400 ribu pengemudi ojol telah bergabung sebagai bagian dari program Ojol Kamtibmas. Mereka menjadi mitra Polri dalam menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat, atau yang dikenal dengan istilah kamtibmas.
Program Ojol Kamtibmas hadir sebagai upaya memperkuat sinergi antara kepolisian dan masyarakat, terutama komunitas pengemudi ojol yang sehari-hari beraktivitas di jalanan. Dengan mobilitas tinggi dan jangkauan luas, para pengemudi ojol dinilai dapat menjadi “mata dan telinga” kepolisian dalam mendeteksi potensi gangguan keamanan sejak dini.
Melalui kerja sama dengan aplikator transportasi online, Polri juga menyiapkan fitur pelaporan khusus dalam aplikasi yang memungkinkan pengemudi mengirim laporan cepat jika menemukan tindak kejahatan, kecelakaan, atau situasi mencurigakan di jalan.
Selain menjaga keamanan, program ini juga bertujuan menumbuhkan kesadaran disiplin berlalu lintas serta menjadikan para pengemudi ojol sebagai pelopor keselamatan di jalan raya. Dengan demikian, mereka tidak hanya menjadi pengantar penumpang, tetapi juga bagian dari garda depan keamanan masyarakat.

Mengapa Melibatkan Ojol?
Polri menyadari bahwa menjaga keamanan publik bukan hanya tanggung jawab aparat semata. Diperlukan keterlibatan aktif masyarakat yang memiliki akses langsung ke lapangan. Dalam hal ini, komunitas ojol memiliki potensi besar karena mereka beraktivitas hampir di setiap sudut kota dan memahami kondisi lingkungan sekitar secara real-time.
Melalui Ojol Kamtibmas, Polri ingin memperluas jaringan informasi di masyarakat, mempercepat respon terhadap kejahatan, dan memperkuat kepercayaan publik terhadap institusi kepolisian. Program ini juga sejalan dengan konsep Polri Presisi (Prediktif, Responsibilitas, Transparansi Berkeadilan), yang menekankan kolaborasi, teknologi, dan pendekatan humanis.
Program ini membawa manfaat langsung bagi kedua pihak. Bagi Polri, keberadaan ribuan pengemudi ojol di lapangan membantu memperluas jangkauan pengawasan dan mempercepat penyampaian informasi terkait gangguan kamtibmas.
Bagi pengemudi ojol, keterlibatan ini memberikan nilai sosial dan ekonomi. Mereka tidak hanya diakui sebagai mitra resmi kepolisian, tetapi juga mendapat peluang insentif finansial atas kontribusi mereka dalam menjaga keamanan.
Selain itu, pengemudi yang tergabung dalam program ini juga mendapatkan pembekalan seputar keselamatan berlalu lintas, etika berkendara, serta pelatihan pelaporan cepat dalam situasi darurat.
Apakah Ojol Mendapat Uang?
Ya, pengemudi ojol yang aktif dalam program Ojol Kamtibmas berhak mendapatkan insentif. Misalnya, Polda Metro Jaya memberikan bonus Rp500.000 bagi pengemudi yang berhasil merekam dan melaporkan aksi kejahatan di jalan dengan bukti valid yang bisa diverifikasi oleh pihak kepolisian.
Insentif ini diharapkan menjadi motivasi tambahan agar para pengemudi semakin aktif berpartisipasi menjaga keamanan lingkungan di sekitar mereka.(*)
BACA JUGA: Ketika Ojol Menjadi Komoditas Politik: Antara Aspirasi dan Manipulasi