Para peneliti menyebut seseorang yang mempunyai empati rendah cenderung rendah tingkat kepatuhannya terhadap langka pencegahan Covid-19
JERNIH-Sekelompok Ilmuwan dari Universidade Estadual de Londrina (UEL) di Brasil melakukan sebuah penelitian terkait dengan kepatuhan masyarakat terhadap langkah pemerintah memerangi pandemic Covid-19.
Penelitian ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang menolak peraturan yang dikeluarkan pemerintah dalam memerangi penyebaran Covid-19 terutama terkait aturan untuk menggunakan masker dan menerapkan jaga jarak (social distancing).
Mereka bukan hanya menolak mematuhi aturan tersebut, mereka bahkan mempengaruhi orang lainnya untuk ikut tindakan mereka.
Dikutip dari laman World Of Buzz, dalam penelitian itu, para ilmuwan melakukan survei terhadap 1.500 orang dewasa selama 15 minggu dari 21 Maret hingga 29 Juni 2020. Mereka diminta mengisi pertanyaan tentang kepatuhan mereka terhadap langkah pencegahan virus corona.
Penelitian dilakukan dengan mempelajari apakah ada korelasi antara ciri kepribadian seseorang dengan kepatuhan pada protokol kesehatan.
Dari hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa orang-orang yang memiliki ciri sebagai orang yang anti sosial cenderung menolak mematuhi protocol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, mulai dari jaga jarak juga menolak menggunakan masker.
Dalam dunia kesehatan, gangguan kepribadian ini biasa disebut dengan kepribadian dissosial, kepribadian psikopat, dan kepribadian sosiopat.
Sosiopat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang memiliki gangguan antisocial personality disorder (ASPD). Orang yang memiliki ASPD tidak bisa memahami perasaan orang lain.
“Mereka seringkali melanggar aturan atau membuat keputusan impulsif tanpa merasa bersalah akan kerusakan yang mungkin mereka sebabkan,” tulis penelitian itu dilansir Mirror.co.uk, Selasa (1/9).
Para peneliti kemudian menyimpulkan seseorang yang mempunyai empati rendah cenderung rendah tingkat kepatuhannya terhadap langka pencegahan
“Temuan kami mengindikasikan jika ciri-ciri anti sosial, terutama empati dalam tingkat rendah dan sifat tidak berperasaan yang lebih tinggi, secara langsung dihubungkan dengan kepatuhan yang lebih rendah terhadap langkah-langkah pencegahan,” tulis para peneliti.
Namun Profesor Miguel, pimpinan penelitian menyebut agar hasil penelitiannya harus dibaca secara hati-hati karena ada factor lain yang harus dpertimbangkan saat mereka tidak memakai masker
“Kita tidak bisa menyatakan jika seseorang memilih tidak memakai masker, satu-satunya alasan adalah karena mereka sosiopat. Walau hal itu mungkin, tapi mungkin ada faktor-faktor lain,” katanya.
“Misalnya orang tidak memakai masker karena masalah disabilitas dan kesehatan dan mungkin membawa izin khusus dari pemerintah” tulis Prof Miguel menambahkan catatannya. (tvl)