BMKG sebut puncak musim kemarau di Indonesia secara umum bakal terjadi pada Juli–Agustus 2024.
JERNIH-Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan puncak musim hujan sudah terlewati dan memasuki peralihan musim di bulan Maret hingga April. Peralihan musim tersebut berlangsung di berbagai wilayah Indonesia, khususnya wilayah RI bagian selatan khatulistiwa, terutama Jawa hingga NTT.
“BMKG memprediksi awal musim kemarau terjadi seiring aktifnya monsun Australia pada April 2024, yang akan dimulai dari wilayah NTT, NTB, dan Bali,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati.
Dengan demikian bulan April 2024 diprediksi akan menjadi masa pancaroba bulan kedua, sekaligus awal musim kemarau di bagian selatan Indonesia serta periode mulai netralnya El Nino di Indonesia. Namun awal musim kemarau 2024 tidak terjadi serentak di seluruh wilayah Indonesia.
Kemarau diprakirakan mulai terjadi pada bulan April di pesisir utara Banten, Jakarta, dan Jawa Barat, bagian pesisir Jawa Timur, sebagian Bali, NTB, dan NTT. Sementara puncak musim kemaraunya secara umum di seluruh Indonesia bakal terjadi pada Juli–Agustus 2024.
BMKG juga menyebut selama pekan-pekan awal April, curah hujan masih lumayan basah di sebagian besar Indonesia, termasuk Jabodetabek. Prediksi curah hujan akumulasi pada 3 April, contohnya, menunjukkan hujan sedang (20–50 mm per hari) di sebagian besar Jabodetabek, dengan di wilayah Puncak Bogor.
Sementara puncak musim kemaraunya secara umum di seluruh Indonesia bakal terjadi pada Juli–Agustus 2024. Selain itu cuasa ekstrim diperkirakan masih bakal terjadi di banyak wilayah, termasuk Jakarta
Sebelumnya kepala BMKG, Dwikorita, mengimbau pemudik untuk berhati-hati dan meningkatkan kewaspadaan selama arus mudik dan arus balik Lebaran mengingat cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di beberapa wilayah sepanjang masa mudik Lebaran 2024.
“Kami mengimbau kepada seluruh pemudik, penyedia jasa transportasi, dan operator transportasi untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya cuaca ekstrem selama arus mudik. Dinamika atmosfer di Indonesia sangat dinamis, sehingga bisa tiba-tiba berubah,” jelas Dwikorita usai Rapat Koordinasi Lintas Sektoral Kesiapan Operasi Ketupat 2024 di Jakarta, Senin (25/3/2024).
Untuk itu BMKG menghimbau pemudik untuk secara aktif melihat informasi dan kondisi cuaca terlebih dahulu sebelum melakukan perjalanan mudik dan tidak memaksakan diri atau bahkan menunda perjalanan jika kondisi cuaca sedang buruk terutama bagi pemudik yang menggunakan moda transportasi laut.
“Lebih baik menunggu sampai kondisi cuaca kembali normal karena sangat membahayakan perjalanan. Pantau terus perkembangan info cuaca dan peringatan dini cuaca, gelombang tinggi, pasang air laut dan tsunami, serta info dini gempa bumi melalui aplikasi InfoBMKG dan Indonesia Weather Information for Shipping (InaWIS),”. (tvl)