Site icon Jernih.co

Cerita Mata Air dan Air Mata Pohon di Jumat Berkah

Doni Monardo berbincag bersama Suharso Monoarfa.

Suharso berkisah, saat di Bali, Presiden Joko Widodo juga memberinya tugas untuk memperhatikan hutan mangrove yang kritis. “Di Bali ada tugas besar untuk mengembalikan hutan mangrove. Juga di Gili Trawangan, NTB. Di sana, abrasi sangat parah. Tiap tahun, daratan yang tergerus laut mencapai empat meter. Lama-lama bisa hilang pulau itu,” kata Suharso.

JERNIH–Jumat, 7 April 2023 terasa makin berkah. Ada Jumat Agung yang dirayakan umat Kristiani. Shalat Jumat di bulan Ramadhan bagi yang muslim. Ditambah, silaturahmi di kebun bibit Cibubur yang dikelola Persatuan Purnawirawan TNI AD.

Sang tamu adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia, Suharso Monoarfa. Tuan rumahnya Ketua Umum PPAD (Persatuan Purnawirawan TNI Angkatan Darat), Letjen TNI Purn Dr (HC) Doni Monardo.

Dalam kesempatan itu, Menteri PPN/Ketua Bappenas didampingi Deputi Regional, Himawan Hariyoga dan Deputi Sarana dan Prasarana, Ervan Maksum. Tampak juga perwakilan dari BUMN MIND ID dan Indika Grup. Dua koorporasi ini adalah pendukung program pengiriman dan penanaman pohon untuk Ibukota Negara.

Sementara, Doni Monardo didampingi Sekjen PPAD, Mayjen TNI Purn Komaruddin Simanjuntak, Kabid Ekonomi PPAD, Mayjen TNI Purn Wiyarto, Kabid Komunikasi Mayjen TNI Purn Sunaryo, Mayjen Purn Amrin (Bendahara PPAD), serta segenap pengurus pusat PPAD lain. Di antaranya tampak Mayjen TNI Purn Johny L. Tobing (Wakil Ketua Badan Pengawas), Mayjen TNI Purn Gadang Pambudi (Bidang Kejuangan), Mayjen TNI Purn Dr Mulyono, SH, SIP, MH (Kabid Hukum), dan lain-lain.

Ada catatan menarik. Di WhatsApp Group PPAD sehari sebelum acara. Doni sudah mengumumkan, sehubungan Jumat Agung dan Minggu Paskah, maka di kegiatan dua hari tersebut, teman-teman Nasrani tidak perlu hadir, agar fokus beribadah Paskah.

Akan tetapi, Sekjen Komaruddin Simanjuntak dan Anggota Badan Pengawas Johny L. Tobing tetap tampak hadir di Kebun Bibit Cibubur. Saat dikonfirmasi, mereka sama menjawab, “Kami pilih jadwal gereja yang pagi sekali, supaya bisa hadir di sini,” ujarnya tersenyum.

Kunjungan Menteri Suharso ke kebun bibit Cibubur, utamanya untuk melihat dari dekat bibit-bibit pohon yang akan dikirim dan ditanam di lokasi Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Kalimantan Timur. Karenanya, hadir pula Tim Satgas IKN PPAD. Mereka antara lain Brigjen TNI Purn Bambang Irianto, Mayor Inf Erwansyah, Peltu H. Roby Saleh, Yuhan Subrata, Wayan, dan Sandy Adam.

Pohon untuk IKN

Peristiwa Jumat berkah ini adalah rangkaian kegiatan yang berlangsung 21 November 2022 di tempat yang sama. Saat itu, Doni Monardo selaku Ketua Umum PPAD menyerahkan (secara simbolis) bantuan bibit pohon untuk ditanam di lokasi IKN. Bantuan pohon, saat itu, diterima langsung oleh Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono.

Dengan dukungan TNI AD, Kadin Indonesia, MIND-ID dan Indika Energy Group, PPAD menyumbangkan 160-an ribu bibit dari 65 jenis tanaman keras serta 17.000 rumput vetiver.

Karenanya, dari BUMN MIND ID dan Indika Energy pun tampak hadir. Dari Indika Nature ada Faef Kartika Indriati (Head of Corporate Services) dan Nurhidayat Firmansyah (Project Manager Indika Nature). Sedangkan, dari MIND ID diwakili Binahidra Logiardi, Kepala Departemen CSR.

Hijaukan 40 kota

Seperti halnya saat menerima tamu-tamu lain, Doni akan mengajak mereka untuk mengelilingi kebun bibit. Selain olahraga ringan, juga bisa melihat dari dekat aneka jenis pohon yang ada di kebun bibit tersebut.

Di luar bibit-bibit pohon, tak sedikit pohon keras yang sudah berumur hampir 10 tahun. Di antaranya jenis jabon merah yang ditanam sejak tahun 2014. Saat melintas di antara pepohonan jabon merah, Suharso tampak tertarik dan melihat batang pohon dari bawah hingga ujung atas.

Kayu jabon termasuk ke dalam pohon yang mudah tumbuh dalam budidayanya. Selain itu sifatnya yang kuat karena tahan dari hama dan penyakit, menyebabkan jabon memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Doni lantas memanggil Peltu H. Roby Saleh, salah satu petugas yang menjaga Kebun Bibit Cibubur.

“Berapa harga pohon ini?” kata Doni kepada Haji Saleh.

Sambil tersenyum malu, Haji Saleh menjawab, “Kemarin sudah ada yang menawar Rp 19,2 juta per pohon, jenderal….” Doni tertawa. Haji Saleh senyum menahan tawa. Saleh tahu, berapa pun orang menawar, pohon itu tidak akan pernah dijual.

Usai keliling kebun bibit, Doni mempersilakan Menteri Suharso singgah di saung kebun bibit. Sambil berbincang ringan, Doni menunjukkan sejumlah foto dan video berbagai jenis pohon, serta aktivitas penanaman pohon yang ia lakukan, baik semasa di Kariango (Sulawesi Selatan), Ambon, serta penanaman trembesi di kawasan Kudus, Padang dan Lombok.

Obrolan pun meluncur seputar pohon dan penghijauan. Hingga satu titik, Suharso menyampaikan tugas yang ia emban dari Presiden Joko Widodo untuk (setidaknya) menghijaukan 40 kota yang ada di Indonesia. “Jika berhasil, akan dilanjutkan ke kota-kota yang lain,” kata Suharso.

Kini ia telah memulai dengan 20 kota. Ibukota Jakarta dinilai yang paling parah kondisinya. “Jakarta hanya hijau dan getol penghijauan di era gubernur Ali Sadikin. Setelah itu nggak karuan. Sekarang hampir semua beton,” kata Suharso.

Ia juga menyebut kota Medan sebagai kota yang patut mendapat sentuhan khusus di bidang penghijauan. “Kita kadang iri melihat Singapura. Bisa membuat kota itu begitu hijau. Baru keluar dari bandara saja kita sangat terkesan dengan kanopi pohon trembesi yang sangat indah,” ujar pria berdarah Gorontalo kelahiran Mataram itu.

Sementara itu, Doni menunjukkan foto-foto trembesi yang ada di markas Brigif Kariango Maros Sulawesi Selatan. Suharso spontan tertarik.

Bukan hanya itu saja. Ia langsung meminta bantuan Doni Monardo untuk memfasilitasi agar program penghijauan 40 kota yang merupakan tugas dari Presiden itu bisa dikerjasamakan dengan Kodam, Korem atau institusi militer yang ada di kota tersebut.

“Untuk penghijauan, saya siap bantu, Pak Menteri,” jawab Doni sambil tersenyum.

Suharso berkisah, saat di Bali, Presiden Joko Widodo juga memberinya tugas untuk memperhatikan hutan mangrove yang kritis. “Di Bali ada tugas besar untuk mengembalikan hutan mangrove. Juga di Gili Trawangan, NTB. Di sana, abrasi sangat parah. Tiap tahun, daratan yang tergerus laut mencapai empat meter. Lama-lama bisa hilang pulau itu,” kata Suharso.

Dialog seputar pohon dan penghijauan terus bergulir. Betapa pohon sangat penting. Sebab, kata Doni, pohon adalah sumber mata air. “Jika kita tidak merawat pohon, bukan mata air yang muncul, tapi air mata,” kata Doni, disusul tawa hadirin.

Di ujung acara kunjungan, Doni Monardo menyerahkan tiga buah buku kepada Menteri Suharso. Ketiga buku itu masing-masing: “Secangkir Kopi di Bawah Pohon: Kiprah Doni Monardo Menjaga Alam”, “Titik Nol Corona: Doni Monardo di Pusaran Wabah”, dan “Satu Komando Doni Monardo: Jurus-jurus Penanganan Bencana Satu Sistem Satu Manajemen”.

Tiga buku tentang kiprah Doni Monardo mulai aktivitasnya menjaga alam, hingga posisinya sebagai Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana). Di era kepemimpinannyalah (2019-2021), pandemi Covid-19 mendera negeri, dan ia didapuk menjadi Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19, yang kemudian berganti nama menjadi Ketua Satuan Tugas. Ketiga buku itu ditulis Egy Massadiah, Tenaga Ahli BNPB di era Doni Monardo, dan saat ini Anggota Bidang Komunikasi PP PPAD. [EGM/RSD]

Exit mobile version