Kementerian melakukan penyelidikan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecatan. Dalam kurikulum sang pejabat menggunakan frasa “orientasi seksual” dalam buku yang dijadikan kurikulum bahan ajar.
JERNIH-Menteri Urusan Islam Maroko, Ahmed al- Tawfiq memecat langsung Kepala Departemen Literasi karena dinilai promosikan homoseksual di masjid.
Media lokal menyebut, pemecatan tersebut berhubungan dengan kurikulum pembelajaran bagi kelas dua.
Pemecatan itu menimbulkan kecaman dari kelompok aktivis.
“Kami salah satu dari sedikit negara yang memecat orang karena melakukan hal yang benar. Lihat saja ketidakadilan yang dihadapi laki-laki ini, dan bayangkan betapa menderitanya komunitas LGBTQIA+ di Maroko,” kata seorang queer Maroko.
Sebelum pemecatan, dilakukan penyelidikan dimana dalam kurikulum sang pejabat menggunakan frasa “orientasi seksual” dalam buku yang dijadikan kurikulum bahan ajar
“Kesetaraan menyiratkan orang diperlakukan sama tanpa diskriminasi, tanpa memandang etnis, orientasi seksual atau disabel,” demikian isi salah satu buku yang termasuk dalam kurikulum itu dikutip dari Bogordaily, pada Senin (17/1/2022).
Hasil penyelidikan membuat Kementerian memerintahkan para guru di masjid-masjid untuk mencoret istilah orientasi seksual pada buku-buku yang sudah dicetak.
Kecaman lain datang dari Koalisi feminis di Maroko, Moroccan Outlaws. Mereka bahkan menanyakan kapan kekerasan terhadap orang-orang LGBTQIA+ Maroko akan berhenti.
Homoseksual dianggap tabu. Di Maroko orang yang terlibat dalam hubungan seksual dengan sesama jenis dapat dipenjara hingga tiga tahun sebagaimana diatur dalam pasal 489 KUHP Maroko,
Sejumlah politisi, termasuk mantan Perdana Menteri Abdellillah Benkiran, menyerukan untuk menghukum orang-orang Maroko yang dianggap aneh. (tvl)