Site icon Jernih.co

Dilema Rencana Pembelajaran Tatap Muka dan Klaster Sekolah

PTM selama pandemi akan berhasil jika memenuhi lima kriteria, yakni tingkat kepatuhan terhadap prokes, efektivitas pembelajaran, pelibatan guru, pelibatan orang tua, serta upaya refleksi dan perbaikan dari sekolah.

JERNIH-Mendikbudristek Nadiem Makarim, beberapa waktu lalu, meminta sekolah tatap muka dimulai Juli mendatang. Bahkan bagi Nadiem, tak ada lagi tawar menawar terhadap keputusannya itu

Direktur Sekolah Dasar Kemendikbudristek Sri Wahyuningsih dalam sebuah diskusi yang digelar pada Sabtu (5/6/2021) lalu juga menyebut hasil survei Kemendikbudristek 80 persen sekolah menyatakan siap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM)

“Yang bisa menjadi soal, optimalisasi sistem pengawasan sekolah. Perlu kolaborasi dinas pendidikan di kabupaten, kota, dan provinsi, jangan sampai jadi klaster,” kata Sri Wahyuni yang mengakui tentang potensi penularan Covid-19 pada siswa masih bisa terjadi di luar sekolah

Bagaimana dengan sekolah-sekolah yang telah melakukan PTM? Apakah ada klaster sekolah setelah menyelenggarakan PTM? Berikut beberapa kaster sekolah

Di Kota Padang Panjang Sumatera Barat, sebanyak 19 murid SMA Negeri 1 Padang Panjang, positif terinfeksi virus corona (Covid-19). Selama ini mereka tinggal di asrama.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Padang Panjang, Yanuwar Ujang, pada Minggu (6/6/2021) membenarkan informasi tersebut.

“Yang sekarang kan ada 19 positif. Itu sekarang memang masih dalam asrama SMAN 1 Padang Panjang. Sebelumnya juga ada positif dari awal masuk sekolah tatap muka itu,” kata Ujang .

Sejak dimulainya PTM pada 21 Mei, total siswa yang terinfeksi Covid-19 dari sekolah itu sebanyak 27 siswa. Pimpinan sekolah dan para guru untuk segera memisahkan para murid yang berada di asrama. Siswa di Asrama itu berjumlah 251 siswa.

PTM di sekolah tersebut mengacu pada aturan surat edaran pemerintah Provinsi Sumatra Barat dan Dinas Pendidikan kota Padang Panjang.

Saat ini pihak sekolah menghentikan sementara PTM hingga waktu yang belum ditentukan, sebagai upaya mengantisipasi laju penularan virus.

Klaster asrama di SMA Negeri 1 Padang Panjang bermula dari tiga siswa yang dinyatakan positif usai dites usap. Mereka berasal dari Kota Paryaman, Kota Pasaman Barat dan Kabupaten Agam.

Sementara di Pekalongan, sebanyak 37 guru dan tenaga kependidikan SMA Negeri 4 Kota Pekalongan, Jawa Tengah terkonfirmasi Covid-19.

Kasus positif Covid-19 berwal dari seorang guru yang sakit namun tidak melapor kepada pihak sekolah.

“Bahkan, yang bersangkutan tetap bekerja seperti biasa dan berkumpul dengan rekan-rekanya di sekolah,” kata Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah 13 Jawa Tengah, Zumrotul, beberapa hari lali.

Pihak sekolah kemudian melakukan tracing dan sebanyak 36 guru dan tenaga pendidik lainnya terkonfirmasi positif Covid-19.

Kasus-kasus klaster sekolah diperkirakan tidak akan menyurutkan keinginan Nadiem untuk mewajibkan semua sekolah dan madrasah membuka opsi PTM terbatas. Sementara vaksinasi terhadap guru dan tenaga kependidikan ditargetkan rampung paling lambat Agustus 2021.

Nantinya, kementerian secara berkala akan memantau penerapan PTM terbatas di sekolah-sekolah. Pemantauan dilakukan secara internal oleh kepala sekolah dan eksternal oleh pengawas sekolah.

“Pemantauan bukan proses penghakiman atau penilaian terhadap satuan pendidikan tapi sebagai refleksi diri untuk melakukan perbaikan berkelanjutan,” tulis panduan yang diluncurkan pada Rabu (2/6).

Dalam panduan PTM disebutkan keberhasilan PTM terbatas selama pandemi dinilai dari lima kriteria, yakni tingkat kepatuhan terhadap prokes, efektivitas pembelajaran, pelibatan guru, pelibatan orang tua, serta upaya refleksi dan perbaikan dari sekolah. (tvl)

Exit mobile version