Kedubes Republik Demokratik Kongo telah menyerukan investigasi mendalam kepada otoritas Brasil terkait kasus pembunuhan Kabagambe.
JERNIH-Nasib malang menimpa seorang imigran asal Republik Demokratik Kongo, ia ditemukan tewas setelah dipukuli oleh beberapa orang di Rio de Janeiro, Brasil pada Senin (24/1/2022), bulan lalu.
Masyarakat menjadi heboh setelah video penyiksaan Moise Kabagame, nama pria itu, beredar di media sosial. Kematiannya juga menimbulkan kecaman dari masyarakat Brasil sendiri.
Pada Rabu (2/2/2022) lalu, otoritas Brasil menangkap tiga terduga pelaku pengeroyokan Kabagambe, yakni Fabio da Silva, Brendon da Silva, dan Alisson Alves, ketiganya saat ini tengah diinvestigasi terkait pembunuhan ganda, dikutip Agencia Brasil.
Kematian Kabagame berawal ketika ia menagih gajinya yang terlambat dibayarkan oleh bos nya, Kagabambe menginginkan bayaran sebesar 28 dolar AS (Rp402.500) untuk dua hari bekerja di kios tersebut. Namun berujung beradu mulut dengan bosnya.
Tak lama kemudian beberapa orang datang dan memukulinya hingga tergeletak tak sadarkan diri di tanah, demikian dilaporkan BBC. Kabagambe diketahui meninggal di dekat sebuah kios tempatnya bekerja, Tropicália yang terletak di Barra da Tijuca, Rio de Janeiro.
Dalam rekaman kamera pengawas, terlihat Kabagambe melepaskan bajunya dan ada tiga orang yang datang kemudian memukulinya hingga terjatuh ke tanah. Kemudian seorang lainnya memukulinya menggunakan tongkat pemukul.
Keluarga Kabagambe sudah menetap di Brasil sejak 2011. Mereka meninggalkan negara asalnya lantaran konflik berkepanjangan yang mengancam nyawa.
ibu Kabagambe bernama Ivana Lay menangisi kematian anaknya yang sangat menyedihkan, sebab mereka telah menyiksa anaknya seperti binatang.
“Mereka mematahkan tulang punggung dan leher anak saya. Saya pergi dari Kongo karena kita khawatir terbunuh akibat konflik senjata. Namun, mereka membunuh anak saya seperti halnya di negara saya dengan pukulan dan tendangan, layaknya binatang.”
Salah satu pelaku pembunuhan, Alisson mengakui jika ia telah melakukan aksi brutal tersebut. Namun, ia yang tidak berniat untuk membunuhnya. Ia menyebut tindakannya sebatas untuk memberikan pelajaran.
“Saya adalah salah satu pelaku yang mengakibatkan tewasnya imigran Kongo itu. Saya hanya ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada yang menginginkan ia tewas. Tidak ada satu pun yang ingin ketidakadilan karena ia berkulit hitam atau seseorang meminjamkan ia uang” kata Alves, dilansir dari Daily Mail.
“Ia sudah memiliki masalah dengan seseorang lelaki di kios sebelah, orang-orang hanya ingin membelanya dan sayangnya ia justru berakhir tewas” tambahnya.
Sejak 2019 di Brasil sudah ada lima kasus pembunuhan kepada imigran Kongo. (tvl)