Ratusan ribu babi harus dimusnahkan karena terkena flu babi menyebabkan stok daging babi berkurang dipasaran.
JERNIH-Karena harga daging babi melonjak sangat mahal kini warga Thailand beralih mengkonsumsi daging buaya yang harganya terjangkau kantung warga Thailand.
Sebagai pembanding satu kilogram daging buaya dibanderol sekitar US$2 (Rp28 ribu) sementara harga daging babi di pasaran yang mencapai US$6 (Rp86 ribu) per kilo.
“Awalnya saya tidak tahu bagaimana menangani permintaan. Restoran dan pedagang daging meminta daging buaya dalam jumlah besar dikirim ke mereka,” kata Wichai Rungtaweechai, seorang pedagang daging di Thailand, pada Sabtu (22/1/2022), sebagaimana dilansir South China Morning Post.
Menurut Rungtaweechai, daging buaya dapat memenuhi kebutuhan protein masyarakat karena memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan daging babi. Ia kini mendapat banyak pesanan daging buaya kala harga daging babi naik. Pemerintah Thailand juga mendukung pilihan warga untuk mengonsumsi daging buaya.
“Sementara pelanggan lain yang ingin mencoba daging buaya memesan untuk dibawa pulang,”
Naiknya harga daging babi merupakan dampak dari merebaknya flu babi di Thailand. Ratusan ribu babi harus dimusnahkan karena virus tersebut kini terdeteksi di Thailand.
Akibatnya stok babi di Eropa dan Asia berkurang. Sementara itu, Kamboja dan Taiwan melarang impor babi dari Bangkok.
Kenaikan harga daging babi juga dipicu saat ini warga Thailand tengah menyambut Hari Raya Imlek.
Pemerintah Thailand meminta para pedagang diminta menjual daging babi di angka 100 baht (Rp43 ribu) hingga 110 baht (Rp47 ribu) per kilogram.
Direktur Jenderal Kementerian Perdagangan Dalam Negeri Thailand (DIT), Wattanasak Sur-iam mengatakan pemerintah mematok kisaran harga daging babi agar tak melambung.
Dilansir National Thailand, pemerintah Thailand akan menjatuhkan denda bagi penjual yang tak pasang label harga produk atau yang menaikkan harga ‘terlalu tinggi’.
Wattanasak membuka hotline 1569 dan meminta warga melaporkan jika mereka menemui harga babi tak wajar.
Bangkok Post melansir Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Thailand, Suwannachai Wattanayingcharoenchai mengatakan daging buaya mengandung banyak protein. Namun masyarakat dihimbau agar memasak daging buaya dengan benar agar terhindar dari kontaminasi bakteri.
Suwannachai juga mengingatkan warga harus mencuci tangan dan peralatan secara rutin sebelum memasak daging buaya dan tak dianjurkan memakan daging buaya setengah matang. (tvl)