Site icon Jernih.co

Hemat Mana, Kendaraan Listrik atau Kendaraan BBM?

Hingga saat ini masyarakat Indonesia belum banyak yang menggunakan mobil listrik, meski biaya mobil listrik lebih hemat dibandingkan mobil BBM.

JERNIH-Pemerintah nampaknya serius dengan rencana mengganti kendaraan berbahan bakar minyak (BBM) dengan kendaraan listrik.

Salah satu bukti keseriusan pemrintah terkait penggunaan kendaraan listrik adalah terbitnya Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penggunaan Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Listrik (Battery Electic Vehicle) Sebagai Kendaraan Dinas Operasional dan/atau Kendaraan Perorangan Dinas Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Sejumlah merek mobil yang bersliweran di jalanan Indonesia sudah mengeluarkan produk mobil listrik. Demikian juga Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus menambah stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) untuk mendukung penggunaan kendaraan tersebut.

Cepat atau lambat kendaraan hasil kemajuan tehnologi ini akan dibutuhkan oleh masyarakat.

Pemerintah bahkan akan mengganti kendaraan dinas pejabat dengan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) karena dianggap ramah lingkungan dan juga lebih hemat jika dibandingkan kendaraan dengan bahan bakar minyak.

Menurut PLN Vice President Komunikasi Korporat PLN Gregorius Adi Trianto yang membandingkan kedua kendaraan tersebut menyebut jika mobil listrik berdaya satu (kWh) bisa menempuh jarak 8,5 kilometer. Sementara satu liter bensin dapat menempuh jarak 10 kilometer.

“Artinya, satu liter bensin setara dengan 1,2 – 1,3 kWh,” kata Gregorius Adi Trianto beberapa waktu lalu “Jika harga listrik di SPKLU dibanderol Rp 2.500 per kWh, maka menggunakan mobil listrik hanya perlu Rp 3.000 setara per liter ekuivalen,”.

“Dengan kata lain, konsumen hanya perlu membayar Rp 3.000 untuk 1,2 – 1,3 kWh (setara dengan 1 liter) untuk menempuh jarak 10 kilometer. Adapun harga BBM RON 92 saat ini sekitar Rp 12.500 ribu per liter. “Biaya mobil listrik hampir seperempatnya,” kata Gregorius.

Bahkan bagi pengguna home charging di rumah pengguna yang terkoneksi dengan sistem PLN, dinilai bisa lebih murah. Sebab PLN akan memberikan diskon 30 persen jika melakukan pengisian pada pukul 22.00 – 05.00 dari tarif golongan rumah tangga (Rp 1.699,53/kWh untuk daya 3.500 VA ke atas).

Keuntungan lain dari penggunaan kendaraan listrik adalah pengurangan produksi emisi gas CO2, dimana satu kWh listrik hanya menghasilkan emisi gas CO2 0,85 kilogram.

Sementara 1,5 kWh menghasilkan sekitar 1,3 kg CO2. Angka itu jauh lebih sedikit dari produksi emisi gas CO2 yang dihasilkan oleh satu liter BBM, yaitu 2,4 kilogram. “Artinya, dari sisi emisi, kendaraan listrik hanya setengahnya dari kendaraan BBM,”. (tvl)

Exit mobile version