Kepergian puluhan perusahaan multinasional tersebut menimbulkan gelombang pengangguran sehingga berdampak pada perekonomian Rusia.
JERNIH-Paska invasi militer Rusia ke ukraina pada 24 Februari lalu, puluhan perusahaan multinasional dunia, satu persatu meninggalkan atau mengurangi operasi mereka di Rusia. Alasan mereka melakukan hal tersebut hampir sama yakni solidaritas kemanusiaan.
Kepergian puluhan perusahaan multinasional tersebut menimbulkan gelombang pengangguran sehingga berdampak pada perekonomian Rusia.
Pemerintah Rusia bahkan mengancam akan mengambil alih perusahaan yang hengkang dari negara tersebut dan menjadikan perusahaan nasional milik pemerintah.
Berikut daftar perusahaan yang hengkang dari Rusia, dikutip dari berbagai sumber;
Baca juga: KBRI di Ukraina akan Dipindah dari Kiev ke Lviv
Perusahaan Teknologi
Airbnb, Amazon, Apple, Facebook, Hitachi, IBM, Intel, Microsoft, Netflix, Nintendo, Roku, Sony, Spotify, Twitter, YouTube
Perusahaan Otomotif
Ford, General Motors, Toyota, Volkswagen, Nissan
Perusahaan Konsultasi
Accenture, Deloitte, EY (Ernst & Young), KPMG International, PricewaterhouseCoopers (PwC),
Perusahaan Penerbangan
Boeing, Airbus
Perusahaan Makanan dan Minuman
Burger King, Coca-Cola, Heineken, McDonald’s, Nestle, PepsiCo, Starbucks, Yum Brands
Perusahaan Keuangan
Norway’s, Mastercard, Visa, American Express, Moody’s, Goldman Sachs, JPMorgan Chase, Western Union, Citigroup, PayPal
Perusahaan Energi dan Logam
BP, Equinor, Exxon, Rio Tinto, Shell, TotalEnergies
baca juga: Rusia akan Sita Aset Perusahaan Multinasional yang Hengkang
Perusahaan Hotel
Hyatt, Hilton, Marriott
Perusahaan Industrial
Do (DOW), 3 (MMM), General Electric, John Deere, Caterpillar
Perusahaan Media dan Hiburan
DirecTV, Disney, WarnerMedia
Perusahaan Retail
Crocs, Estée Lauder Companies, H&M, Ikea, Inditex, Mothercare,Mondelez, Puma, Prada, Procter & Gamble (PG), Unilever, Dior
Perusahaan Pengiriman Barang
UPS, FedEx, DHL, Maersk, MSC Mediterranean Shipping Company
Perusahaan Transportasi
Alstom. (tvl)