Site icon Jernih.co

Jepang Kirim Helm dan Rompi Anti Peluru untuk Tentara Ukraina

Jepang mengecam keras invasi Rusia, dengan mengatakan telah merusak kedaulatan Ukraina dan integritas territorial.

JERNIH-Jepang kirim rompi anti peluru dan helm dari Pasukan Bela Diri (SDF) ke Ukraina, pada Selasa (8/3/2022) tengah malam, dengan menggunakan sebuah pesawat pengisian bahan bakar dan transportasi udara KC-767 yang membawa pasokan meninggalkan Pangkalan Angkatan Udara Bela Diri Komaki, menuju Polandia.

“Kami akan mengirimkan barang dengan pesawat SDF dan melalui sarana lain sesegera mungkin,” kata Kepala Sekretaris Kabinet Hirokazu Matsuno pada konferensi pers, dikutip dari Kyodo News 9 Maret.

Menurut Kementerian Pertahanan, selain helm dan rompi anti peluru, akan dikirim juga tenda, pakaian musim dingin, makanan darurat, produk kebersihan, kamera, dan generator listrik. Pihak Jepang tengah menyiapkannya. Dan akan segera dikirimkan setelah siap.

Meski demikian, Matsuno menyatakan Jepang tak akan mengirimkan senjata mematikan ke Ukraina.

Langkah ini dinilai mengejutkan karena Jepang harus menjalankan konstitusi atau Undang-undang pasifis anti-perang setelah Perang Dunia II.

Dalam Pasal 9 konstitusi itu menyatakan Jepang menolak perang dan hanya akan menggunakan kekuatan untuk menyelesaikan perselisihan internasional. Jepang juga melarang negaranya menggunakan perang untuk menjaga kekuatan militer, dikutip dari Straits Times

Ini merupakan pertama kalinya Jepang mengirimkan rompi anti-peluru ke luar negeri.

Walaupun demikian, Kementerian Pertahanan Jepang menyatakan bahwa panduan yang melarang pengiriman senjata dari Jepang ke kubu konflik telah diperbarui. Pembaruan ini membuat negara itu bisa mengirimkan peralatan militer yang diatur oleh Kemhan Jepang ke Ukraina, sebagaimana dilansir CNN. Jepang mengecam keras invasi Rusia, dengan mengatakan telah merusak kedaulatan Ukraina dan integritas teritorial, karena serangan itu telah memasuki minggu kedua meskipun ada kecaman dan sanksi internasional. Selain mengirimkan pasokan pertahanan, pemerintah telah berjanji untuk menerima orang-orang yang melarikan diri dari Ukraina.

Exit mobile version