”Keharuman nama dan sifat-sifat mulia yang engkau sematkan kepada diriku itu dimiliki pula oleh orang-orang yang paling nista di atas dunia..
JERNIH—Seseorang datang menghadap Imam Ali Zainal Abidin dan berkata,”Aku mengenali engkau sebagai pemimpin dan guruku, dan aku bermohon agar diizinkan belajar di bawah bimbinganmu.”
Sang Imam bertanya,”Mengapa engkau begitu yakin bahwa aku adalah seorang pemimpin dan seorang guru?”
Orang yang baru datang itu menyahut,”Selama hidup aku telah mencari-cari, namun belum pernah kujumpai seseorang dengan nama yang sedemikian harum karena kebajikan, kehangatan dan keelokan rupanya.”
Sang Imam menangis tersedu-sedu dan berkata,” Wahai sahabat yang budiman, alangkah lemahnya seorang manusia dan betapa besar bahaya yang mengancamnya. Keharuman nama dan sifat-sifat mulia yang engkau sematkan kepada diriku itu dimiliki pula oleh orang-orang yang paling nista di atas dunia. Jika semua orang menilai dari rupa semata-mata, maka setiap setan akan dipersangkakan sebagai orang suci dan setiap manusia yang luhur dapat dipersangkakan sebagai musuh umat manusia.” [ ]