Masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi kekeringan dan bencana kebakaran hutan dan lahan.
JERNIH-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mendeteksi ada lima lima kabupaten di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang memasuki status siaga kekeringan dampak musim kemarau yang berkepanjangan.
“Seluruh wilayah NTB sudah berada pada periode musim kemarau. Masyarakat perlu mewaspadai adanya potensi bencana hidrometeorologi kekeringan dan bencana kebakaran hutan dan lahan,” kata prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi NTB Afriyas Ulfah, padaSenin (4/8/2025), sebagaimana dilansir Antara.
Adapun lima daerah tersebut adalah Kabupaten Dompu yang meliputi Kecamatan Kilo dan Kecamatan Pajo; kemudian Kabupaten Bima meliputi Kecamatan Lambitu, Lambu, Sape, Soromandi; Kabupaten Lombok Timur meliputi kawasan Kecamatan Sambelia.
Untuk status siaga kekeringan juga terjadi di Kabupaten Sumbawa yang meliputi Kecamatan Labuhan Badas, Moyo Utara, Rhee, Sumbawa; serta Kabupaten Sumbawa yang meliputi Kecamatan Jereweh.
Kekeringan yang melanda lima kabupaten tersebut, jelas Afriyas, merupakan dampak dari kejadian hari kering berturut-turut beberapa waktu sebelumnya.
Hasil pemantauan hari tanpa hujan berturut-turut di Nusa Tenggara Barat secara umum sangat pendek berkisar antara 1-5 hari tanpa hujan hingga panjang 21-30 hari tanpa hujan.
Beberapa wilayah ditengarai mengalami hari tanpa hujan dengan kategori sangat panjang rentang 31-60 hari tanpa hujan. Sementara Pos Hujan Rhee yang terletak di Kabupaten Sumbawa mencatat jumlah 51 hari tanpa hujan.
Lebih lanjut Afriyas mengatakan potensi hujan pada dasarian pertama Agustus 2025 dari tanggal 1 sampai 10 Agustus terbilang sangat kecil dengan intensitas lebih dari 20 milimeter per dasarian terjadi kurang dari 10 persen di seluruh Nusa Tenggara Barat.
“Masyarakat agar dapat memanfaatkan hujan yang turun untuk mengisi penampungan air seperti embung, waduk, atau penampungan air hujan lainnya,”. (tvl)