Kemenangan Fadli Zon menjadi kebanggaan tersendiri, mengingat Indonesia termasuk sedikit dari negara di Asia yang berhasil meloloskan koleksinya dalam pameran London 2022 yang digelar setiap 10 tahun sekali itu. Pameran digelar di Business Design Center-London oleh The Royal Philately Society London dibawah naungan Federation Internationale de Philatelic (FIP).
JERNIH–Setelah sukses menyabet emas di Dubai dalam Emirates 2022 pada Januari lalu, Fadli Zon, politisi sekaligus ketua umum Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) berhasil menyabet medali Emas pada World Stamp Exhibition London 2022 (25/2).
Fadli turun di kelas Postal History dengan menyertakan koleksinya yang berjudul The Netherlands Indies Postal Cancellation 1789-1914. Koleksi ini menceritakan perjalanan surat-surat di Hindia Belanda sejak sebelum lahirnya prangko dan mempelajari seluruh cap pos mulai dari sebelum tahun 1789 hingga tahun 1914. Tentu saja untuk menyajikan koleksi ini Fadli Zon telah mengumpulkan surat-surat tersebut selama belasan tahun.
Kemenangan Fadli Zon menjadi kebanggaan tersendiri, mengingat Indonesia termasuk sedikit dari negara di Asia yang berhasil meloloskan koleksinya dalam pameran London 2022 yang digelar setiap 10 tahun sekali itu. Pameran digelar di Business Design Center-London oleh The Royal Philately Society London dibawah naungan Federation Internationale de Philatelic (FIP).
Gita Noviandi sebagai National Commissioner Indonesia untuk Kompetisi dan Pameran Filateli Dunia London 2022 selain membawa koleksi Ketua Umum Dr. Fadli Zon juga membawa koleksi Indonesia lainnya adalah sebagai berikut :
Pada kelas Literatur Filateli, buku berjudul 50 Soeharto’s Initiatives for Indonesia & the World on Postage Stamps karya Mahpudi juga berhasil meraih medali Silver. Penghargaan prestisius ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi Indonesia, mengingat dalam seleksi awal buku yang memuat 50 tonggak pencapaian presiden kedua RI dalam membangun Indonesia menjadi satu-satunya buku yang lolos untuk mengikuti kompetisi ini.
Salah satu keunggulan buku setebal 221 halaman ini ialah memuat ratusan prangko dan sampul bertandatangan Pak Harto (otograf) koleksi Soehardjo Soebardi. Menurut dewan juri, sampul-sampul otograf tersebut menjadi salah satu kekuatan buku yang diterbitkan oleh Yayasan Harapan Kita, Jakarta pada 2017. Keberhasilan buku ini menggenapi prestasi sebelumnya di Wuhan, Cina tahun 2019. Saat itu Buku Pak Harto juga meraih medali Silver.
Emas juga diraih oleh filatelis senior Tono Dwi Putranto yang mengikutkan koleksinya di kategori Aerophilately dengan menyabet Medali Large Gold dengan koleksi berjudul The Development of KLM and KNILM Operation in The Netherlands Indies 1920-1942. Menyusul Shafa Sabila Fadli sukses di kategori Postal Stasionery meraih Large Vermeil dengan koleksi Postal Cards of Netherlands Indie 1874-1932, dan Gita Noviandi pada kategori kelas tematik meraih Vermeil lewat koleksi One World-One Promise.
Prestasi membanggakan datang dari generasi muda filatelis Indonesia. Mereka tidak kalah dengan para seniornya dengan menyabet sejumlah medali bergengsi. Dinda Alisha Rahima (14 tahun) tampil meraih emas dengan koleksi berjudul The Feather Friend di kategori Tematik untuk Kelas Youth A usia 13-15 tahun, Ia bahkan meraih The Best Youth Collection untuk pameran ini. Sementara Erina Firdausi Zahra (14 tahun) dengan koleksi berjudul Postal Stasionery of Dutch East Indies Face of King Willem III 1874-1900 meraih medali Large Vermeil, dan Zara Saladina Fadli (18 tahun) mendapatkan Vermeil untuk kategori Youth B usia 16-18 tahun dengan koleksinya berjudul The History of Aviation.
Tampilnya filatelis-filatelis muda ini memberi angin segar bagi dunia perfilatelian Indonesia yang saat ini sedang surut. Kehadiran mereka yang berhasil menerobos dominasi negara-negara Eropa – Amerika patut diapresiasi dan mendapat perhatian serius dari Pemerintah. Terlebih lagi pada Agusus 2022 Perkumpulan Filatelis Indonesia (PFI) akan menjadi tuan rumah ajang bergengsi Indonesia 2022. Acara bakal digelar 4-9 Agustus 2022 di Jakarta dan akan diikuti oleh ratusan filatelis dari lebih 76 negara anggota FIP.
PFI merupakan organisasi pengumpul prangko yang akan merayakan 100 tahun usianya pada 29 Maret2022. Saat ini PFI dipimpin oleh Fadli Zon yang dikenal sangat aktif mengikuti pameran dan kompetisi di mancanegara. Dalam era revolusi 4.0 kegemaran mengoleksi prangko terus digalakkan oleh PFI bersama Kementerian Kominfo RI. Hobi ini diyakini memiliki manfaat positif bagi national character building dan merupakan kegemaran bergengsi. Tak heran bila filateli dijuluki hobi para raja dan raja segala hobi. [rls ]