Indonesia dinilai mampu menunjukkan harmoni antarumat beragama meski memiliki penduduk mayoritas Muslim.
JERNIH-Banyak yang bertanya mengapa Paus Fransiskus memilih berkunjung ke Indonesia meskipun Indonesia mayoritas penduduknya Muslim.
Menurut Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo, pertimbangan memilih berkunjung ke Indonesia karena Indonesia dinilai mampu menunjukkan harmoni antarumat beragama meski memiliki penduduk mayoritas Muslim.
“Ini merupakan tanda cinta Paus terhadap bangsa Indonesia. Dengan ideologi Pancasila, Indonesia berhasil menyatukan 714 suku dan berbagai agama yang hidup berdampingan dengan damai,” kata Benny di Jakarta, pada Selasa (3/9/2024)
Benny juga menyampaikan pengakuan Paus Fransiskus tentang Indonesia yang disebutnya sebagai contoh nyata bagaimana pluralisme bisa dijaga dengan baik.
“Dengan 714 suku dan ratusan bahasa serta agama, Indonesia adalah contoh yang langka di dunia. Kita berhasil hidup berdampingan dengan damai, dan inilah yang menjadi daya tarik bagi Paus Fransiskus untuk mengunjungi kita,” kata Benny lebih lanjut.
Diingatkan oleh Benny bahwa keberhasilan Indonesia dalam menjaga harmoni ini tidak terlepas dari ideologi Pancasila yang menjadi dasar negara. Pancasila, yang terdiri dari lima prinsip dasar, telah menjadi perekat yang mengikat seluruh rakyat Indonesia meskipun berbeda-beda latar belakang.
Prinsip tersebut dinilai sangat selaras dengan ajaran Katolik yang juga menekankan pentingnya keadilan, kemanusiaan, dan perdamaian.
“Dialog antaragama ini diharapkan dapat memperkuat ikatan persaudaraan yang sudah ada, serta memberikan inspirasi bagi negara-negara lain yang sedang berjuang menghadapi tantangan serupa,”.
Sebagaimana diketahui salah satu agenda kunjungan Paus di Indonesia adalah dialog dengan berbagai tokoh agama di Indonesia, termasuk dengan para pemimpin Islam, Hindu, Buddha, dan agama lainnya. (tvl)